mudah-mudahan tulisan ini berguna buat para pengajar yang dalam hal menentukan manajemen kelasnya,, dan juga mudah-mudahan berguna buat mahasiswa yang sedang belajar mengenai manajemen kelas. wish all of you enjoy this....
sebenarnya apa sih tuh manajemen kelas??
emangnya apa manfaatnya??
apa itu hanya berlaku bagi kelas besar (di sekolah)??
nahh saya akan menjawab semua nya disini...
stay turn.... :)
Pengertian manajemen kelas adalah:
ð “ kegiatan untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses yang optimal bagi
terjadinya proses belajar yang efektif di dalam kelas”.
Manajemen kelas itu, seperti:
a.
Membuat kelas
sebagai tempat belajar.
b.
Menciptakan
proses belajar efektif dalam kelas.
c.
Menciptakan
suasana kelas yang kondusif untuk terjadinya proses belajar.
d.
Selalu
belajar agar siswa benar-benar aktif belajar.
e.
Mengupayakan
sarana-sarana yang membantu proses belajar menjadi lebih efektif dan efisien.
Tujuan dari manajemen kelas antara lain:
1.
Mewujudkan
situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai
kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan
semaksimal mungkin.
2.
Menghilangkan
berbagai hambatan yang menghalangi terwujudnya interaksi belajar yang efektif.
3.
Menyediakan
dan mengatur fasilitas serta perabot yang mendukung dan memungkinkan siswa
belajar efektif.
4.
Membimbing
dan membina sesuai dengan latar belakang social, budaya dan ekonomi serta
sifat-sifat individunya.
Menurut
para pakar (Charles,2002; Everstson, Emmer & Worsham, 2003), manajemen kelas yang efektif akan
memaksimalkan kesempatan pembelajaran murid. Menurut para pakar dalam
bidang manajemen kelas tersebut, melaporkan adanya perubahan dalam pemikiran tentang cara terbaik untuk mengelola
kelas. Perbedaan tersebut antara lain:
a. Tren
lama
>> Menekankan pada penciptaan dan pengaplikasian aturan untuk
mengontrol siswa.
>> Mengorientasikan siswa pada sikap pasif dan
patuh pada aturan yang ketat. Sehingga melemahkan keterlibatan murid dalam
pembelajaran aktif.
>> Guru sebagai pengatur model permisif
(menyerahkan pada siswa/tidak peduli).
b. Tren
baru.
>> Fokus pada kebutuhan murid untuk mengembangkan
dan kesempatan untuk menata diri.
>> menekankan pada membimbing siswa menjadi lebih
disiplin dan tak terlalu menekankan pada kontrol eksternal atau dari siswa.
>> menekankan pada siswa, guru sebagai pemandu , koordinator dan fasilitator.
>> penekanan pada
regulasi/pengaturan diri siswa.
Banyak isu-isu dalam menciptakan
manajemen kelas, dan banyak juga hal-hal yang berpotensi menyebabkan kelas
menjadi kacau, contohnya adalah kelas yang terlalu padat dan kompleks. Oleh
karena itulah di perlukan adanya manajemen kelas.
Dalam menganalisis
lingkungan kelas, Walter Dayle (1986)
mendeskripsikan enam karakteristik yang merefleksikan kompleksitas dan potensi
problemnya.
1. Kelas
adalah multidimensional. Kelas
adalah setting untuk banyak aktivitas, mulai dari aktivitas akademik
seperti membaca dan aktivitas sosial seperti bermain dengan teman.
2. Aktivitas
terjadi secara simultan.
banyak aktivitas bias terjadi di kelas, misalnya sekelompok murid sedang
berdiskusi mengenai tugas, murid lain berdiskusi dengan guru mengenai soal
tersebut, dan ada murid-murid lain yang lain.
3. Hal-hal
terjadi secara cepat. Kejadian
sering kali terjadi secara cepat di kelas dan membutuhkan respon yang cepat
pula. Misalnya ada murid yang sedang berdebat dan berkelahi di kelas.
4. Kejadian
sering kali tidak bias di prediksi.
Mesjipun kelas sudah membuat rencana secara hati-hati dan rapi, ada juga
kemungkinan besar akan muncul kejadian di luar rencana. Misalnya kelas sudah
membuat rencana aka nada ulangan hari ini, tapi ternyata tiba-tiba ada beberapa
murid yang pingsan sehingga ulangan terpaksa dibatalkan..
5. Hanya
ada sedikit privasi. Kelas
dipenuhi dengan banyak murid hingga kurang adanya ruang privasi murid dan guru.
6. Kelas
punya sejarah. Murid
punya kenangan tentang apa yang terjadi di kelas pada waktu dahulu. Ini berarti
bahwa minggu pertama tahun sekolah adalah penting untuk membangun prinsip
manajemen yang efektif. Oleh sebab itu makanya sekolah-sekolah biasanya
menerapkan minggu pertam sekolah itu untuk pengenalan kelas dan peraturan
kelas.
Memulai dengan benar.
Kunci
dalam manajemen kelas di awal masa sekolah, adalah:
i.
Menyampaikan
aturan dan prosedur yang anda (selaku guru) gunakan pada kelas dan prosedur yang anda gunakan.
ii.
Mengajak
siswa terlibat dalam semua aktiviras pembelajaran.
Dampak
positif dari manajemen kelas ini adalah:
a. Bagi siswa.
1.
Mendorong
siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya secara
sadar akan mengendalikan dirinya.
2.
Membantu
siswa untuk menampilkan tingkah laku sesuai dengan tata tertib kelas dan
merasakan teguran guru sebagai suatu peingatan bukan kemarahan.
3.
Menimbulkan
rasa kewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang wajar
sesuai dengan aktivitas kelas yang sedang berlangsung.
Mendesain kelas lingkungan fisik kelas.
Prinsip penataan kelas.
Ada
empat prinsip dasar yang dapat anda
pakai untuk menata kelas anda (Everstson, Emmer & Worsham, 2003).
a. Kurangi
kepadatan di tempat lalu lalang.
Gangguan dapat terjadi di tempat yang sering di lewati.
b. Pastikan
bahwa anda dapat dengan jelas melihat semua murid. Tugas manajemen yang penting adalah
memonitor murid secara cermat.
c.
Materi pengajaran dan perlengkapan
murid harus mudah di akses.ini
akn meminimalkan waktu persiapan dan perapian.
d.
Pastikan murid dapat dengan jelas
melihay semua presentasi kelas.
Anda juga sebaiknya duduk di bangku mereka dan melihat apakah muri anda sudah
dapat dengan nyaman melihat presentasi di depan.
Gaya penataan.
Dalam
mengorganisasikan ruang fisik kelas, anda juga harus bertanya pada diri anda
sendiri tipe aktivitas pengajaran seperti apakah yang akan di terima murid. Ada
beberapa jenis penataan kelas standar, antara lain:
i.
Gaya auditorium. Gaya tradisional dimana semua murid
duduk menghadap murid. Kontak antara murid di batasi dan guru bebas untuk
bergerak. Gaya penataan ini biasa di pakai ketika guru yang memberikan
presentasi.
ii.
Gaya tatap muka (face to-face). Muri saling meenghadap. Gangguan dari
murid umumnya lebih besar jika menggunakan gaya penataan ini.
iii.
Gaya off-seat. Sejumlah murid (biasanya tiga atau
empat anak). Duduuk dibangku tapi tidak berhadapan sevara langsung satu sama
lain. Gangguannya biasanya lebih sedikit ketimbang gay tatap muka dan dapat
efektif untuk kegiatan pembelajaran kooperatif.
iv.
Gaya seminar. Sejumlah besar murid (10 atau lebih)
duduk membentuk lingkaran, persegi atau
bentuk U. ini efektif jika anda ingin murid anda saling berdiskusi
bercakap-cakap.
v.
Gaya kluster (cluster). Sejumlah murid (biasanya empat sampai
delapan anak) bekerja dalam kelompok kecil. Sususnan ini efektif untuk
aktivitas pembelajaran kolaboratif.
Susunan meja yang mengelompok akan
mendorong interaksi sosial di antara murid. Sebaliknya, susunan meja yang
berbentuk lajur akan mengurangi interaksi sosial di antara murid dan
mengarahkan perhatian murid pada guru. Menata meja dalam bentuk lajur bagi
murid ketika mereka harus mengerjakan tugas mereka sendiri-sendiri, sedangkan
meja yang dikelompokkan akan membantu proses belajar kooperatif.
Referensi : Santrock.J.W.Educational
Psychology. 2004.McGraw Hill Company.Inc
Tidak ada komentar:
Posting Komentar