Pages

Minggu, 26 Mei 2013

Psikolog dan psikiater.



Psikolog.
Psikolog adalah mahasiswa lulusan S1 psikologi yang melanjutkan S2 profesi psikolog, mereka mendapat gelar Psikolog. Psikolog bergerak di ranah memberikan konsultasi dan terapi jangka panjang bagi klien yang memiliki permasalahan yang tidak hanya disebabkan oleh faktor biologis, tapi mungkin juga disebabkan oleh faktor lainya seperti faktor lingkungan. Psikolog tidak berhak memberikan obat karena mereka tidak belajar kedokteran. Psikolog ini mempunyai hak untuk mendignosis misalnya mendiagnosis apakah anak ini mengalami hiperaktif dan sejenisnya treatment psikolog lebih kearah orang normal yang tidak membutuhkan bantuan pengobatan. Psikolog biasanya menggunakan pendekatan sosial dari permasalahan kejiwaan.
Mereka mempelajari aspek sosial dari individu tersebut, seperti keluarga, norma masyarakat dan agama. Dalam menentukan diagnosa dan penyebab, mereka akan melakukan wawancara dengan klien dan keluarganya. Kalau psikiater memberikan obat atau medikasi medis, maka psikolog menggunakan pendekatan konseling intervensi, terapi tertentu hingga alat tes. Untuk membantu diagnosa, psikolog terkadang menggunakan bantuan tes-tes psikologi. Fungsinya untuk membantu psikolog dalam menentukan diagnosa. Untuk menyembuhkan atau menghilangkan permasalahan kejiwaan, psikolog menggunakan terapi konseling dan intervensi. Jenis tes itu antara lain tes IQ, minat, bakat, karir, tes kepribadian, dll. Psikolog lebih bekerja dengan menggunakan pikiran sadar, jadi pikiran sadar yang diedukasi.
Seorang psikolog, atau lulusan S2 profesi psikologi, nantinya bisa mendapatkan izin praktek psikologi yang bisa digunakan untuk membuka biro konsultasi sendiri, ataupun bergabung menjadi tenaga konsultan psikologi di biro orang lain. Seorang psikolog juga punya hak untuk ‘memegang’ alat tes psikologi. ‘Memegang’ di sini maksudnya menyimpan, menggunakan dan mengoprasikan, juga menginterpretasikan hasil tes kliennya. Jadi, psikolog juga bisa disebut praktisi psikologi.
Psikolog menyebut orang yang datang minta bantuannya soal kejiwaan dengan sebutan “klien”. Klien seorang psikolog adalah orang yang sehat jiwanya, atau tidak mengalami gangguan kejiwaan. Oleh karena itu, psikolog membantu kliennya dengan mengadakan konsultasi dan, kalau diperlukan, terapi, untuk menyelesaikan masalah kliennya. Psikolog biasanya bertugas untuk membantu kliennya menemukan apa bakat dan minatnya, lalu bidang pekerjaan atau ilmu apa yang cocok untuknya, dan membantu mencari solusi masalah lainnya. Jadi, psikolog tidak akan memberikan obat pada kliennya. Istilahnya, psikolog itu ‘menyembuhkan dengan kata-kata’. Jika ternyata masalah kliennya lebih berat dan membutuhkan pertolongan obat-obatan, maka psikolog ‘mengoper’-nya, atau minta bantuan, ke psikiater.
 
Psikiater.

Psikiater adalah dokter, karena berasal dari Fakultas Kedokteran, sering disebut dokter kejiwaan. Psikiater mempunyai hak untuk memberikan resep ke kliennya. Misalnya obat anti-depressan, sementara psikolog tidak bisa memberikan obat tapi bisa memberikan terapi. Gelar mereka biasanya ditulis dr. Nama, SpKJ.
Sebagaimana halnya dokter, psikiater fokus terhadap penyebab biologis dari permasalahan kejiwaan. Perlu saya jelaskan dulu bahwa masalah kejiwaan seseorang bisa disebabkan dan dipengaruhi oleh dua faktor besar, biologis dan psikososial (faktor lingkungan individu tersebut). Oleh karena itu dalam menangani permasalahan kejiwaan biasanya akan dilakukan dengan kedua pendekatan ini. Nah, psikiater menggunakan pendekatan biologis. Ketika ingin menentukan diagnosa pasien dan penyebabnya, mereka akan memeriksa layaknya dokter, selain wawancara mereka akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti CT scan dan sebagainya. Untuk menyembuhkan pasien, mereka menggunakan pendekatan biologis juga yaitu dengan memberi obat.
Setelah lulus sarjana kedokteran (dokter Umum) seseorang yang hendak menjadi psikiater harus mengambil keahlian bidang psikiatri sekitar lima tahun. Baru layak menyandang gelar spesialisasi Psikiater. Psikiater bertugas memberikan konsultasi seputar kesehatan jiwa. Sebab mereka dilengkapi dengan pelbagai kemampuan baik konseling dan psikoterapi. Mereka belajar keahlian ini (dihitung dari S1) selama sepuluh tahun, bahkan bisa lebih.
Disamping itu psikiater berhak memberikan (resep) obat kepada pasien atau klien. Psikolog dan konselor sama sekali tidak berhak mengeluarkan resep. Psikiater masing-masing juga melengkapi dengan keahlian khusus sesudah tamat dari spesialisasi, baik di dalam hingga ke luar negeri.
Kalau psikiater memiliki obat dan peralatan medik, maka psikolog memiliki terapi, konseling, intervensi dan alat tes. Untuk membantu diagnosa, psikolog terkadang menggunakan bantuan tes-tes psikologi.. Fungsinya untuk membantu psikolog dalam menentukan diagnosa. Untuk menyembuhkan atau menghilangkan permasalahan kejiwaan, psikolog menggunakan terapi konseling dan intervensi. Selain klien, psikolog juga melakukan intervensi dan konseling kepada lingkungan sosial klien, yang dianggap memiliki pengaruh terhadap masalah klien. Hal ini memiliki tujuan jangka panjang untuk menghindari klien “kambuh” setelah program terapinya selesai.
Psikiater membantu orang yang mempunyai gangguan kejiwaan, sekecil apapun itu, yang membutuhkan pertolongan obat-obatan untuk mengurangi efek negatifnya. Misalnya, orang yang insomnia (penyakit susah tidur), jika ia berobat ke psikiater, selain diberi nasihat (cara penyelesaian masalah), juga akan diberi obat untuk membantunya mudah tidur. Karena orang yang berobat atau konsultasi ke psikiater biasanya punya gangguan kejiwaan, bukan berarti mereka gila atau sakit jiwa. Jadi, pembaca yang akan konsultasi atau berobat ke psikiater, gak usah takut apakah dirinya sakit jiwa atau dianggap demikian oleh orang lain.

Jadi kapan ke psikiater dan kapan ke psikolog?
Jawaban dari pertanyaan ini sebetulnya adalah bisa ke keduanya, karena keduanya mendalami ilmu kejiwaan. Namun, jika Anda merasa atau curiga bahwa permasalahan yang Anda alami didasari oleh faktor biologis, Anda sebaiknya ke psikiater. Sedangkan jika Anda merasa permasalahan Anda disebabkan oleh faktor selain biologis, Anda sebaiknya ke psikolog.
Lalu bagaimana jika saya tidak tahu permasalahan saya didasari oleh faktor biologis atau tidak?
Kehebatan dari kedua profesi ini adalah bahwa keduanya memiliki hubungan yang erat dan saling bekerja sama. Karena permasalahan kejiwaan tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja, biologis atau sosial saja. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi. Oleh karena itu, kedua profesi ini saling memerlukan agar permasalahan klien bisa diselesaikan secara menyeluruh.

Jadi uda ngerti kan bedanya psikolog dan psikiater???

Tidak ada komentar:

Posting Komentar