Psikolog.
Psikolog adalah mahasiswa
lulusan S1 psikologi yang melanjutkan S2 profesi psikolog, mereka mendapat
gelar Psikolog. Psikolog bergerak di ranah memberikan konsultasi dan terapi
jangka panjang bagi klien yang memiliki permasalahan yang tidak hanya
disebabkan oleh faktor biologis, tapi mungkin juga disebabkan oleh faktor
lainya seperti faktor lingkungan. Psikolog tidak berhak memberikan obat
karena mereka tidak belajar kedokteran. Psikolog ini mempunyai hak untuk
mendignosis misalnya mendiagnosis apakah anak ini mengalami hiperaktif dan
sejenisnya treatment psikolog lebih kearah orang normal yang tidak membutuhkan
bantuan pengobatan. Psikolog biasanya menggunakan pendekatan sosial dari
permasalahan kejiwaan.
Mereka mempelajari
aspek sosial dari individu tersebut, seperti keluarga, norma masyarakat dan
agama. Dalam menentukan diagnosa dan penyebab, mereka akan melakukan wawancara
dengan klien dan keluarganya. Kalau psikiater memberikan obat atau medikasi
medis, maka psikolog menggunakan pendekatan konseling intervensi, terapi
tertentu hingga alat tes. Untuk membantu diagnosa, psikolog terkadang
menggunakan bantuan tes-tes psikologi. Fungsinya untuk membantu psikolog dalam
menentukan diagnosa. Untuk menyembuhkan atau menghilangkan permasalahan
kejiwaan, psikolog menggunakan terapi konseling dan intervensi. Jenis tes itu
antara lain tes IQ, minat, bakat, karir, tes kepribadian, dll. Psikolog lebih
bekerja dengan menggunakan pikiran sadar, jadi pikiran sadar yang diedukasi.
Seorang psikolog,
atau lulusan S2 profesi psikologi, nantinya bisa mendapatkan izin praktek
psikologi yang bisa digunakan untuk membuka biro konsultasi sendiri, ataupun
bergabung menjadi tenaga konsultan psikologi di biro orang lain. Seorang
psikolog juga punya hak untuk ‘memegang’ alat tes psikologi. ‘Memegang’ di sini
maksudnya menyimpan, menggunakan dan mengoprasikan, juga menginterpretasikan
hasil tes kliennya. Jadi, psikolog juga bisa disebut praktisi psikologi.
Psikolog
menyebut orang yang datang minta bantuannya soal kejiwaan dengan sebutan
“klien”. Klien seorang psikolog adalah orang
yang sehat jiwanya, atau tidak
mengalami gangguan kejiwaan. Oleh karena itu, psikolog membantu kliennya
dengan mengadakan konsultasi dan, kalau diperlukan, terapi, untuk menyelesaikan
masalah kliennya. Psikolog biasanya bertugas untuk membantu kliennya menemukan
apa bakat dan minatnya, lalu bidang pekerjaan atau ilmu apa yang cocok
untuknya, dan membantu mencari solusi masalah lainnya. Jadi, psikolog tidak
akan memberikan obat pada kliennya. Istilahnya, psikolog itu ‘menyembuhkan
dengan kata-kata’. Jika ternyata masalah kliennya lebih berat dan membutuhkan
pertolongan obat-obatan, maka psikolog ‘mengoper’-nya, atau minta bantuan, ke
psikiater.
Psikiater.
Psikiater
adalah dokter, karena berasal dari Fakultas Kedokteran, sering disebut dokter
kejiwaan. Psikiater mempunyai hak untuk memberikan resep ke kliennya. Misalnya
obat anti-depressan, sementara psikolog tidak bisa memberikan obat tapi bisa
memberikan terapi. Gelar mereka biasanya ditulis dr. Nama, SpKJ.
Sebagaimana
halnya dokter, psikiater fokus terhadap penyebab biologis dari permasalahan
kejiwaan. Perlu saya jelaskan dulu bahwa masalah kejiwaan seseorang bisa
disebabkan dan dipengaruhi oleh dua faktor besar, biologis dan psikososial
(faktor lingkungan individu tersebut). Oleh karena itu dalam menangani
permasalahan kejiwaan biasanya akan dilakukan dengan kedua pendekatan ini. Nah,
psikiater menggunakan pendekatan biologis. Ketika ingin menentukan diagnosa
pasien dan penyebabnya, mereka akan memeriksa layaknya dokter, selain wawancara
mereka akan melakukan pemeriksaan fisik, seperti CT scan dan sebagainya. Untuk
menyembuhkan pasien, mereka menggunakan pendekatan biologis juga yaitu dengan
memberi obat.
Setelah
lulus sarjana kedokteran (dokter Umum) seseorang yang hendak menjadi psikiater
harus mengambil keahlian bidang psikiatri sekitar lima tahun. Baru layak
menyandang gelar spesialisasi Psikiater. Psikiater bertugas memberikan
konsultasi seputar kesehatan jiwa. Sebab mereka dilengkapi dengan pelbagai
kemampuan baik konseling dan psikoterapi. Mereka belajar keahlian ini (dihitung
dari S1) selama sepuluh tahun, bahkan bisa lebih.
Disamping
itu psikiater berhak memberikan (resep) obat kepada pasien atau klien. Psikolog
dan konselor sama sekali tidak berhak mengeluarkan resep. Psikiater
masing-masing juga melengkapi dengan keahlian khusus sesudah tamat dari
spesialisasi, baik di dalam hingga ke luar negeri.
Kalau
psikiater memiliki obat dan peralatan medik, maka psikolog memiliki terapi,
konseling, intervensi dan alat tes. Untuk membantu diagnosa, psikolog terkadang
menggunakan bantuan tes-tes psikologi.. Fungsinya untuk membantu psikolog dalam
menentukan diagnosa. Untuk menyembuhkan atau menghilangkan permasalahan
kejiwaan, psikolog menggunakan terapi konseling dan intervensi. Selain klien,
psikolog juga melakukan intervensi dan konseling kepada lingkungan sosial
klien, yang dianggap memiliki pengaruh terhadap masalah klien. Hal ini memiliki
tujuan jangka panjang untuk menghindari klien “kambuh” setelah program
terapinya selesai.
Psikiater
membantu orang yang mempunyai gangguan kejiwaan, sekecil apapun itu, yang
membutuhkan pertolongan obat-obatan untuk mengurangi efek negatifnya. Misalnya,
orang yang insomnia (penyakit susah tidur), jika ia berobat ke psikiater,
selain diberi nasihat (cara penyelesaian masalah), juga akan diberi obat untuk
membantunya mudah tidur. Karena orang yang berobat atau konsultasi ke psikiater
biasanya punya gangguan kejiwaan, bukan berarti mereka gila atau sakit jiwa.
Jadi, pembaca yang akan konsultasi atau berobat ke psikiater, gak usah takut
apakah dirinya sakit jiwa atau dianggap demikian oleh orang lain.
Jadi kapan ke psikiater dan kapan ke psikolog?
Jawaban dari pertanyaan ini sebetulnya adalah bisa
ke keduanya, karena keduanya mendalami ilmu kejiwaan. Namun, jika Anda merasa
atau curiga bahwa permasalahan yang Anda alami didasari oleh faktor biologis,
Anda sebaiknya ke psikiater. Sedangkan jika Anda merasa permasalahan Anda
disebabkan oleh faktor selain biologis, Anda sebaiknya ke psikolog.
Lalu bagaimana jika saya tidak tahu permasalahan
saya didasari oleh faktor biologis atau tidak?
Kehebatan dari kedua profesi ini adalah bahwa
keduanya memiliki hubungan yang erat dan saling bekerja sama. Karena
permasalahan kejiwaan tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja, biologis
atau sosial saja. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi. Oleh karena itu,
kedua profesi ini saling memerlukan agar permasalahan klien bisa diselesaikan
secara menyeluruh.
Jadi
uda ngerti kan bedanya psikolog dan psikiater???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar