Pages

Rabu, 27 November 2013

Kreativitas kelompok dikaji dalam teori Kreativitas



Teori 4P pada pengembangan kreativitas saya.

      1.      Teori person.
Berdasarkan teori Humanistik Maslow, manusia mempunyai naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhannya adalah kebutuhan “being”, dimana saya belajar untuk memulai menulis, meningkatkan keinginan lebih lagi terhadap dunia menulis. Sebenarnya saya secara pribadi suka menulis. Dari SD saya sudah mencoba untuk menulis puisi atau cerpen. Namun karena terkadang untuk membuat karya tulis membutuhkan mood yang sesuai, jadi saya cenderung mengabaikan kesukaan saya menulis. Hingga akhirnya saya sempat cukup lama vakum dalam menulis. Saya juga suka dunia drama, terutama drama musical klasik. Tapi saya lebih senang menjadi penontonnya dibandingkan menjadi pemeran langsung. Hal ini di kerenakan dalam hal berakting saya kurang cukup mahir. Saya memang pernah mengikuti drama beberapa kali, namun memang hasilnya cuma sekedar saja “tidak bisa dikatakan mahir berakting”. Tapi semuanya harus saya kerjakan secara bersamaan dalam menyelesaikan tugas kreatif kelompok mata kuliah Kreativitas. Dengan tipe kepribadian yang menyukai sesuatu yang terorganisasi saya cukup berjuang berat ketika menyelesaikan tersebut.


      2.      Press.
Saat di beri tugas kreativitas kelompok, kami sekelompok cukup kebingungan mau menampilkan apa. Ditambah lagi dengan adanya perbedaan pendapat antara anggota kelompok, membuat kami membutuhkan waktu yang lebih ekstra menyelesaikan tugas tersebut. Namun dalam diri setiap orang ada yang namanya kecenderungan untuk mengembangkan dirinya, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang. Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu membentuk hubungan baru dengan lingkungannya (kelompok) dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya (Rogers, dalam Vernon, 1982). Hal tersebutlah yang membuat saya menjadi bangkit mengerjakan tugas tersebut.

 
      3.      Process.
Teori Wallas, menyatakan ada 4 tahap ketika proses pengerjaan kreativitas, yang juga saya alami yaitu.; (1) Tahap persiapan, dimana saya secara individu dan kelompok ketika diberi tugas pengerjaan tugas saya berpikir “apa yang akan kami buat dan tampilkan?” (2) tahap inkubasi, dimana kami sempat vakum dan berhenti sejenak dari tugas tersebut, (3) tahap iluminasi, dimana ketika saat itu kami mendapat ide untuk membuat drama musiakal, dan saya pun mendapat ide untuk kembali menulis dan membuat naskah drama oleh saya sendiri, (4) tahap verifikasi, Dimana ide saya tersebut harus diuji terhadap realitas, yang memerlukan pemikiran kritis didalam tahap tersebut.ternyata ide drama musical saya terlalu rumit dikerjakan oleh kelompok kami mengingat waktu, tempat, dan keterbatasan kelompok. Akhirnya kami putuskanlah untuk membuat drama kecil-kecilan saja.


      4.      Product.
Akhirnya kami memutuskan membuat drama kecil-kecilan. Dan kelompok pun menyetujui adanya pembuatan naskah drama sendiri. Lalu setelah menulis beberpa hari, akhirnya jadilah hasil karya tulisan saya berupa naskah drama. Dan kemudian kami membagi peran dan mencoba memerankannya. Jadilah drama kecil-kecilan ala kelompok 8…

Minggu, 17 November 2013

Karya kreativitas individu; Hiasan bola kaca berisi bunga dan butiran salju.






Ide kreatif saya adalah membuat hiasan bola kaca berisi bunga dan butiran salju dalam bola lampu neon bekas.
Person: Dari kecil saya memang suka membuat hiasan karya sendiri yang nantinya hasilnya akan saya pajang dirumah saya sendiri. Antara lain hasil karya yang sudah pernah saya buat yaitu lukisan mike mouse (dari sisik ikan), ayam (dari kulit kerang), serta burung (dari benang wol), dan beberapa rajutan tangan lainnya. Dulu saya berpikir daripada membeli hiasan dari toko, lebih baik saya mencoba membuatnya sendiri. Tetapi sudah setahun belakangan ini saya tidak lagi membuat handmade seperti itu.

 

Press: Tetapi kemarin ketika saya mendapat tugas KREATIVITAS untuk membuat karya kreatif pribadi, saya kembali teringat dengan kebiasaan saya dahulu membuat hiasan handmade. Setelah berpikir cukup lama, akhirnya saya terpikir untuk membuat hiasan bola kaca berisi butiran salju dan bunga dalam bola lampu neon bekas. Mengapa saya bisa terpikir untuk membuat hiasan bola kaca berisi butiran salju dan bunga dalam bola lampu neon bekas tersebut? Hal ini dikarenakan saya mempunyai ketertarikan untuk menggambarkan dunia hayalan saya. Saya sangat ingin untuk tinggal ditempat yang dipenuhi bunga dan menikmati turunnya hujan salju. Kemudian saya berpikir dengan apakah saya dapat menggambarkan taman bunga dan hujan salju tersebut. Lalu ketika saya melihat sebuah bola lampu neon di-kostan saya, saya jadi terpikir untuk memecahkannya dan mengisinya dengan bunga buatan dan sterofom sebagai butiran saljunya.

 
Process: Nah, untuk menyelesaikan hiasan bola kaca itu saya membutuhkan beberapa alat dan bahan. Antara lain bahan; bola lampu neon bekas, bunga buatan, sterofom, air, lilin, kaleng atau botol bekas, alat; pisau, palu, dll. Alat dan bahan yang saya butuhkan itu cukup mudah untuk di cari, sehingga dalam pengerjaan hiasan bola kaca tersebut, saya cukup memperoleh kemudahan. Langkah pengerjaan hiasan bola kaca berisi bunga dan butiran salju tersebut dimulai dengan memecahkan ujung dari bola lampu neon bekas. Kemudian saya membersihkan bagian dalam bola lampu tersebut, dan memasukkan bunga serta butiran salju steroform. Saya kemudian menghias bagian dalam lampu tersebut dengan lilin yang sudah dicairkan. Setelah tahap tersebut selesai, saya mengisi bola lampu tersebut dengan air secukupnya, kemudian menutupnya dengan plastik. Lalu saya mencairkan lilin sisa yang tadi dan menuangkannya kedalam kaleng atau botol bekas yang sudah saya potong dengan tinggi kira-kira 7 cm. Sesegeranya saya memasukkan bola lampu yang sudah saya hias tadi kedalam kaleng atau botol bekas yang berisi lilin cair tadi dan menunggunya hingga kering. Hingga selesai saya membutuhkan waktu sekitar beberapa hari untuk membuat hiasan bola kaca berisi bunga dan butiran salju tersebut.


Product: Gambaran dunia hayalan saya akhirnya bisa tercipta. Hiasan bola kaca berisi butiran salju dan bunga dapat saya selesaikan dengan tangan saya sendiri. memanfaatkan bahan-bahan bekas menjadi sesuatu yang bisa mewujudkan mimpi ku.. aku pn harus begitu, dengan kekuatanku yang seperti ini (kecil) aku harus mampu menghasilkan cita-cita dan impian ku.. Aku berharap ketika orang lain melihatnya mereka juga akan dapat merasakan betapa indahnya dunia yang dipenuhi dengan bunga dan hujan salju. Dan akan terus bersemangat untuk bermimpi dan mewujudkannya :)


Demikianlah karya kreatif saya, semoga anda semua dapat menikmatinya dan selamat mencoba… :)

Rabu, 23 Oktober 2013

Naskah Konsep Performa; Drama Musikal Kelompok 8



Naskah drama musical. Kelompok 8.

Dream, believe, and make it happened
Pemeran :
  1. Pemuda
  2. Gadis
  3. Ayah
  4. Ibu
  5. Adik perempuan ibu (tante)

Pengantar:
Di latar ada sebuah bangku memanjang dan terdapat satu orang yang duduk terpaku dengan secarik kertas dan pulpen yang dipegangnya. Ia terlihat sangat ambisius dengan kertas yang dipegangnya. Sedangkan banyak orang yang berlalu lalang di hadapannya. Ada sang penjual, pengemis, anak kecil menangis, anak-anak bermain. Ada seorang anak muda yang duduk ambisius dengan secarik kertas. Anak muda itu sedang merancang masa depan, dengan membuat cita-cita yang ia tuliskan di selembar kertas itu.
Seorang gadis berpenampilan anggun melewati depan pemuda itu, semua mata tertuju padanya (ada istri yang memarahi suaminya yang menatap gadis lewat tersebut) kecuali dengan pemuda yang dari tadi ambisius dengan kertasnya. Gadis itu heran dengan pemuda, kenapa semua pria melihat dirinya tetapi hanya pemuda itu yang tak tertarik. Sang gadis mendekati pemuda tersebut, dengan mengibaskan rok panjangnya ketika berjalan, dll bertujuan untuk mencari perhatian. Belum berhasil, akhirnya gadis itu berhenti dan berada di sampingnya dengan mengeluarkan suara batuk pelan, tidak berhasil suara batuk medium, tidak berhasil, dan akhirnya suara batuk keras, berhasil. Pemuda itu melihat gadis yang berada di samping dengan heran, gadis itu salah tingkah dan tebar pesona.
W  : “Apa yang sedang kamu perbuat wahai pemuda yang belum ku ketahui namanya.” (tersipu malu)
P   : “Bukankah kamu putri seorang pemimpin di desa ini?”
W  : “Iya, kamu kok tau?”
 : “Siapa yang tidak mengenal dirimu? Kau seorang gadis baik dan pintar dari anak seorang pemimpin di desa ini, Banyak orang yang menyukaimu, teman-temanku juga. Kau bahkan berpendidikan tinggi dibanding kami. Pantaslah jika semua orang mengagumimu?”
Gadis itu tak bisa berkata apa-apa ia terharu bahagia dan sangat senang dipuji oleh pemuda itu.
W  : “Jadi, apakah kamu juga mengagumiku?”
P   : “Jelas.” (Gadis itu tersipu malu). “Jelas tidak. Aku sudah memiliki seorang kekasih idaman hati.”
Dari muka yang tersipu malu, gadis itu kaget setengah mati. Seakan-akan cintanya ditolak mentah-mentah.
P   : (pemuda heran dengan perilaku gadis tersebut) “Kamu kenapa?”
W : “Oh. Gak pa-pa. Oh ya, saya perhatikan daritadi kamu duduk disini terus? Apa yang kamu perbuat?
P   : “Oh ini.” (ia menunjukan lembaran kertas) “Aku sedang merancang masa depan, aku ukir di lembaran ini dan akan kupajang di tempat yang selalu aku melihatnya. Aku yakin, akan menimbulkan suatu semangat di setiap usahaku untuk meraih itu semua.
Gadis itu melihat lembaran kertas dengan mengambilnya tiba-tiba dari tangan pemuda itu, pemuda itu sedikit tidak ikhlas saat diambil kertasnya.
W  : “Target semester ini, mengumpulkan uang sebanyak mungkin. Target untuk menyelesaikan semester akhir di SMA yang sempat berhenti dan lulus SMA. Target selanjutnya masuk Universitas Negeri. (kertas diambil dari tangan gadis oleh pemuda) Kamu bermimpi?”
P    : “Iya, ada yang salah?”
W   : “Saranku, berpikirlah realitas dan lakukanlah yang terbaik hari ini. Cukup.”
P   : (diiringi piano, lagi Nidji-Laskar Pelangi) “Mimpi adalah kunci, untuk kita menaklukan dunia. Berlarilah, tanpa lelah sampai engkau meraihnya.”
(Lagu Laskar pelangi diiringi musik dan penari yang membuat suasana panggung hidup. Saat lagu berlanjut dilanjutkan dengan membuat setting berikutnya. Setting sebuah ruangan pemimpin desa atau ayahnya W. Terdapat pot bunga, meja kantor, kursi pejabat, ruang tamu dengan meja bagus serta kursi sofa.)
Musik berganti dengan intro lagu Bento-Iwan Fals. Di latar ada sang Ayah dengan baju rapi dan ibunya yang terlihat cantik dan adik perempuan ibunya yang sedang bersantai bercengkerama di ruang tamu.
 Ayah  : “Namaku Bento (ganti nama asli) rumah real estate. Mobilku banyak, harta melimpah. Orang memanggilku, bos eksekutif. Tokoh papan atas, atas segalanya. Asik!
Si anak perempuan tadi masuk ruangan tamu dengan merenung. Ayahnya bingung dan menghampiri gadis itu yang terduduk lesu di ruang tamu.
Ibu      : “iya sayang, kamu kenapa? Kog muka anak mama cemberut sih?”
Ayah    : “Kamu kenapa anakku? Kalau murung keliatan kayak ayam peokon, loh.”
Tante  : “Sstt! Coba kamu ceritakan sama Tante. Apa karena uang jajan kamu kurang di kasih mama papa mu ni?”
Ibu : “ yang benar aja, kan kemarin mama uda transfer uangnya 10 juta” (nyeletuk)
Ayah : “aduhh, apaan sih kalian berdua. Anak lagi sedih kog malah bahas uang jajan sih..”
Ayah melirik tajam ke Ibu dan tante tanpa bersuara, si Ibu dan tante mangut dan mengerjakan pekerjaan rumah kembali.
Gadis : “Ayah, aku sedang jatuh cinta Ayah. Tetapi sayangnya pria itu cuek padaku. Ayah pernah merasakan jatuh cinta?” (tanya dengan lugu)
Ibu : “ya iyalah pernah. Setiap waktu, pasti jatuh cinta ama mamamu ini. Ups.” (Langsung diam, dan dengan tampang tak berdosa kembali ke aktifitasnya)
Ayah   : ”mendingan kamu ambilin minum deh buat aku. Ngomong asal aja”
Ayahnya langsung melihat tajam ke arah ibunya itu, setelahnya mau bicara dengan si anak gadisnya itu tetapi disela oleh gadis itu.
Gadis : “Oh iya-ya.”
Tante  : “Kamu sedang jatuh cinta dengan putra dari keluarga terpandang yang mana, anakku? Tante pasti mendukungmu”.
Gadis : “Bukan, bukan tante.  Aku sedang jatuh cinta dengan pemuda desa. Ia pemuda yang baik hati, teguh, kuat, dan mempunyai mimpi yang hebat.”
Ayah diam tanpa ekspresi, kemudian Ibu datang membawakan cangkir berisi air untuk Ayah dan gadis tersebut. Kemudian pergi. Si Ayah yang tanpa ekspresi, minum air tersebut.
Ayah  : “APAAA?!!!!!!” (memuncratkan air di dalam mulutnya, seketika gadis kabur dari kursinya dan si ibu kaget langsung menghentikan aktifitasnya)
Gadis : (sambil berdiri, shock lihat ayahnya kaget) “Kenapa papa?”
Ayah   : “Kamu bisa jatuh cinta dengan pemuda desa yang tidak berpendidikan? Apa kata dunia?”
Gadis : “Iya Ayah, aku sudah mantap, jika harus menikahinya walau umur kita masih remaja.”
Ibu yang berada dekat dengan gadis maju mendekatinya.
Tante : “sayang kamu ngomong apa sih. Coba kamu pikir baik-baik deh” (mencoba menenangkan keponakannya)
Ibu  : “Anakku, kita dari keluarga yang terpandang. Bisakah kamu mencari jodoh dari keluarga yang terpandang juga? Yang selevel gitu?”
Gadis : “aku diam-diam suka dia. Ku coba mendekat, ku coba mendekati hatinya” (pakai nada yang merdu)
Ayah yang sedari tadi diam, akhirnya angkat berbicara.
Ayah    : “Baiklah, jika itu maumu. Coba kamu bawakan pemuda itu ke hadapan papa.”
(suara petir dan musik tegangpun berbunyi. Gadis tersebut pergi mencari pemuda, panggung remang  terlihat hanya aktifitas si ayah yang tidak tenang menunggu kehadiran putrinya dan pemuda yang akan dibawanya. Di dalam panggung hanya ada Ayah yang galau dikursinya, dan ibu yang sedang membaca majalah.)
Si gadis datang membawa pemuda, lampu kembali terang. Si Ayah beranjak berdiri dari kursi lalu menghampiri gadis dan pemuda.
Gadis : “Ma, Pa, inilah pemuda yang kumaksud.”
Ibu   : “Sepatu robek, celana kumuh, baju serampangan, rambut sedikit botak, ini levelmu wahai anakku? Oh Em Ji.
Gadis : “mama, jangan melihat dari penampilan luarnya. Lihatlah dari dalamnya!” (merengek)
Tante   : “IH WAW!!! Kog ada gembel di rumah kita?” (memasuki teras)
Gadis  : “tante, tolong dong jangan bicara gitu” (hamper putus asa)
Ayah     : “Apa kamu bilang? Kamu suruh papa menilai dalamnya?” (kaget dan mengernyitkan muka)
Gadis : “Iya Papa. Tolong beri ia harapan.”
Si Pemuda masih terdiam bingung melihat apa yang ada di hadapannya.
Ayah     : “Baiklah, kalian duduk dulu.”
Si gadis mengajak pemuda duduk di ruang tamu. Sedangkan Ayah bingung mondar-mandir di depan kursi.
Ayah     : “Kalian bawakan minum buat tamu ini.” (menyuruh sang ibu dan tante)
Ayah beranjak duduk di bangku ruang tamu.
Ayah     : “Jadi wahai pemuda, apa motivasimu menyukai anakku?” (tanya serius oleh Ayah)
P     : “Heh? (salah tingkah, menjaga sikap) Maaf, Pak. Sepertinya Bapak salah paham, coba tolong kamu jelaskan kepada bapakmu.” (meminta si gadis)
W    : “Iya Papa, kami saling menyukai tolong restui kami.” (pegang tangan si pemuda)
P     : “Wus ngawur kamu. Bukannya kamu ngajak saya, karena kamu menawarkan pendidikan kuliah saya? Kok jadi gini?”
W   : “Jika kamu menerima aku, kamu akan sekolah gratis hingga kamu jadi orang. Papa sanggup biayai kamu.”
Ayah kaget, mau bicara tapi disela sama pembicaraan selanjutnya.
P    : (berdiri) “Hei, ingat yah. Saya tidak akan menggapai mimpi dengan menghalalkan berbagai cara. Ngapain saya harus berbuat yang tak wajar untuk menggapai tujuan saya.”
W   : (berdiri) ”Yang kamu butuhkan sekarang hanya uang untuk biaya kuliah kan? Aku bakal bantuin kamu”
P    : “Ungkapanmu itu sama saja, menghalalkan mencuri untuk kekayaanmu. Atau sama saja, membodohi semua orang untuk mendapatkan keuntungan! Huh.
Ayah  : (tersentuh dengan pernyataan pria tersebut dan akhirnya dia sadar kalau pria tersebut memang baik) “Cukup, kenapa kalian jadi bertengkar!”
W & P   : “Berisik!”
Ayah kaget dengan berekspresi ketakutan tetapi terlihat lucu. Ibu dan tante masuk ke dalam panggung memecah kesunyian dengan membawakan rantang berisi teko air, dan gelas. Mereka bingung dengan kejadian tersebut.
Ayah  : “Ok, tolong kalian tenang” (menjaga wibawanya)
Akhirnya semuanya duduk dan berbicara dengan tenang.
Ayah  :”jadi kamu butuh biaya untuk kuliah? Kalau Cuma masalah itu, baik saya akan memberikan kamu pekerjaan”
Semua yang ada disana kebingungan.
Ibu dan tante  : “apa-apaan sih kog jadi berubah gitu?” (bersamaan)
W  :” makasi pa”
Ayah : “dan kamu (menunjuk anaknya) kamu jangan lagi mengejar-ngejar dia. Biarkan dia kuliah dulu dan terserah dia akhirnya mau apa tidak dengan kamu”
W  : “papa kog gitu sih”
Ayah  : “daripada dia gak jadi papa kasih pekerjaan”
P     : “terima kasih pak, saya akan berusaha belajar keras”
Satu persatu lampu gelap, diiringi musik syahdu setelah dialog akhir pemuda. Panggung di setting polos dengan ditutupi selimut hitam. Lilin yang mengitari panggung dinyalakan dan hanya lampu kuning yang menyala.
Slide Show di proyektor.
Setelah bertemunya dengan ayah gadis itu, sang pemuda perlahan-lahan meraih impiannnya yang ia ukir di selembar kertas.
Yaitu…
Bekerja untuk biaya kuliahnya
Ia akhirnya bekerja sebagai penjaga toko baju di pasar, serta diluar itu ia menawarkan jasa angkutan barang di pasar. Penghasilannyapun terbilang cukup, ia tabung untuk biaya kuliah selama satu semester kedepan. Dan akhirnya semester selanjutnya ia berhasil masuk kuliah dan mendapat beasiswa hingga menyelesaikan pendidikannya dan menjadi sarjana. Dapat diambil satu hikmah, mimpi itu butuh perjuangan.
Bahkan dia lulusan yang terbilang memiliki penghasilan yang lebih dari cukup. Itu menjadi semangat juang bagi sang pemuda untuk melanjutkan pendidikannya, dengan biaya gratis.hingga setelah lulus dia langsung direkrut oleh perusahaan ternama dan mendapat gaji tinggi.
Lihatlah takdir yang berjalan, semua akan indah pada waktunya. Jika kalian punya tujuan yang baik dan usaha untuk mencapainya.
(Setting baru dengan panggung kosong dan slide pemandangan pedesaan. Di tengah panggung sudah berdiri sang pemuda dengan pakaian rapi.. Suasana desa kembali tergambarkan)
P             : “Aku pernah bermimpi, menjadi bintang yang paling bersinar, ku tak menyangka ini tejadi
                  Kegagalan yang pernah ku alami, menjadikanku semakin kuat, aku bersyukur jadi seperti ini
                  Kebahagiaan ini janganlah cepat berlalu, karna tak mudah untuk menggapainya, ku berjanji akan menjaga semua
                  Terimakasih Tuhan, atas sgala anugrah yang Kau beri kepadaku. Semoga ‘kan tetap abadi”
Monolog oleh sang pemuda, diiringi musik Tanah air dengan tempo yang diperlambat.
P             : “Hidup tanpa impian serta tujuan, bagai mayat yang berjalan tanpa ada maksud. Dengan mimpi, dapat mengubah kemiskinan menjadi kekayaan. Berawal dari mimpi, mengubahku dari pemuda desa, menjadi seorang gagah dan berhasil. Dari sebuah mimpi, dapat mengubah kesulitan menjadi kemudahan.
Dan si gadis yang tadinya mengejar-ngejar pemuda tersebut pun putus asa dan akhirnya dia pun memutuskan untuk mengikuti jejak pemuda tersebut yaitu menyelesaikan kuliahnya dan menjadi wanita karier. Semuanya akhirnya hidup bahagia.
Mahatma Gandhi said
Your Beliefs Become Your Thoughts
                   Your Thoughts Become Your Words
                   Your Words Become Your Actions
                   Your Actions Become Your Values
                   Your Values Become Your Destiny  (tampilkan di slide)
                   Keyakinanmu akan menjadi pikiranmu..
                   Pikiranmu akan menjadi  perkataanmu…
                   Perkataanmu akan menjadi tindakanmu…
                   Tindakanmu akan menjadi nilai dirimu…
                   Nilaimu akan menjadi takdirmu…
Ya, dari sebuah kepercayaan akan menggapai kita ke dalam sebuah tujuan melalui rangkaian perjalanan hidup.”