Nama : Melfa Y Simanjuntak
Nim : 121301046
Tugas : Wawancara Pribadi dengan
Guru
Mata
kuliah : Pedagogi
BAB I
PENDAHULUAN
Mengajar adalah seni dan ilmu
mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dan dengan
menggunakan media tertentu. Banyak orang mengatakan bahwa mengajar adalah seni.
Seni mengajar hanya terlihat ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Dimana kegiatan
pembelajaran selalu melibatkan hubungan antara pikiran seseorang atau
sekelompok orang lainnya. Sehingga sangat berbeda esensi antara buku dan guru.
Buku tidak akan dapat menggantikan fungsi guru dalam mengajar, oleh sebab itu
seorang siswa tetap memerlukan guru untuk mengajarnya.
Kegiatan pembelajaran adalah bersifat dua arah.
Dimana seorang guru berdiskusi dan berdialog dengan siswanya. Guru memberikan
dan siswa menerima bantuan dan bimbingan. Siswa adalah “subjek didik atau
murid”, yaitu mereka yang menerima dan mengikuti disiplin yang ditentukan oleh
guru. Namun tidak berarti mereka harus takut dan tunduk pasif terhadap otoritas
gurunya. Melainkan sikap seorang siswa seharusnya hormat dan sopan terhadap
gurunya, di karenakan gurulah yang mengajar dan membimbing siswa untuk bisa
belajar banyak hal.
Dalam mengajar, guru akan berhadapan dengan
siswa yang banyak dan beragam. Dimana guru harus dapat menghargai perbedaan
siswanya tersebut dan percaya bahwa semua siswanya dapat belajar, meskipun pada
tingkat dan cara yang berbeda. Disinilah guru berperan dalam belajar mengenali
siswanya dan berbagai cara belajar mereka yang berbeda.
Kegiatan pembelajaran yang baik membutuhkan
guru yang baik pula. Pembelajaran yang sukses bertumpu pada karakter guru serta
pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Guru tidak hanya harus mampu
melihat apa yang terjadi dikelas, melainkan juga perlu mengetahui tentang apa
yang dilihat. Guru harus mempunyai pemikiran lebih jelas mengenai kegiatan
mengajar itu, cara pengorganisasiannya, dan konseptualisasinya. Oleh karena
itu, guru yang efektif menggunakan strategi pembelajaran yang efektif pula.
Strategi pembelajaran yang diterapkan guru
didasarkan pada paradigma yang berbeda mengenai cara siswa belajar. Guru akan
menjadi lebih efektif bila dapat memilih untuk menggunakan strategi mengajar,
memperluas perbendaharaan strategi dan ahli dalam menggunakan strategi pembelajaran
itu.
Pedagogi adalah isu strategis utama yang
dihadapi profesi guru dan pendidikan umum. Dimana ada perbedaan cara orang
dewasa belajar dengan cara anak-anak belajar. Sehingga dalam pengorganisasian
proses pembelajaran tidak hanya dikaitkan antara siswa dan guru saja. Tetapi
juga melibatkan kurikulum, pengajaran, siswa, media pembelajaran, dan situasi
di sekelilingnya, dimana hal-hal tersebut akan menunjukkan perbedaan pengajaran
untuk orang dewasa dan anak-anak.
BAB II
HASIL WAWANCARA
a.
Identitas
Pribadi
Nama :
ANS
Tempat/tanggal lahir :
Kabanjahe, 17 September 1971
Riwayat Pendidikan :
1. SD dan SMP Kabanjahe
2. SMA Jakarta Selatan
3. S1 dan S2
Riwayat Karier :
1. Guru SLTP Yayasan Katolik
2. Guru SMA Yayasan Katolik
b.
Jawdal Wawancara
Tanggal
Wawancara : 2 April 2014
Pukul : 17.30 WIB
Tempat : Jl. Rebab
Pasar II Padang Bulan
Ketika diberi tugas mewawancarai seorang guru, saya
terpikir siapakah guru yang akan saya wawancarai? Terkhusus apalagi saya bukan
warga Medan asli, jadi saya tidak ada mengenal guru-guru dan sekolah yang ada
disini. Tetapi yang namanya rezeki tidak kemana, saya bertemu dengan salah
seorang guru SMP saya dulu di Riau yang sedang ada di Medan untuk suatu
keperluan mengurus pendidikan putrinya. Tanpa perencanaan sebelumnya, saya
meminta izin untuk mewawancarai Ibu tersebut dan ternyata beliau bersedia.
Kemudian saya membuat janji kapan akan bertemu dan mempersiapkan diri untuk
mewawancarai beliau, dan jadilah akhirnya saya mewawancarai beliau beberapa
hari kemudian.
Ibu tersebut berinisial ANS, beliau berusia 43 tahun.
Beliau adalah seorang guru yang sudah lama malang melintang di dunia
pendidikan. Beliau sudah mengajar selama ±14 tahun dan sudah pernah mengajar di
tingkat SMP dan SMA di Yayasan Swasta yang sama. Beliau mengajar mata pelajaran
Bahasa Indonesia.
Sebelum wawancara saya sudah mempersiapkan pertanyaan
yang akan saya tanyakan pada beliau.
Dan saya memulai wawancara tersebut dengan bertanya
mengenai
Saya: “sudah berapa lama ibu jadi seorang guru?”
Beliau: “wahh, sudah cukup lama sampai saya lupa sejak kapan
(candanya). Saya sudah mengajar ±14 tahun. Sudah awalnya mengajar di SMP, lalu
akhirnya ditunjuk untuk mengajar SMA. Saya sudah bertemu dan melihat sendiri
perkembangan anak-anak SMP dan SMA. Dan sekarang mah waktu saya dalam mengajar
itu di ibaratkan matahari di sore hari”
Kemudian saya bertanya lagi merespon jawaban beliau,
Saya: “udah lama juga ya buk. Kog diibaratkan matahari di
sore hari bu? Jadi kenapa nih buk mau jadi guru dan betah mengajar selama itu?”
Beliau: “iya, cukup lama. Saya memang dari dulu cita-citanya
pengen jadi guru. Yah betahlah orang saya senang lihat anak-anak belajar banyak
hal baru. Dulu orangtua saya juga guru, saya ingin seperti mereka. Saya ingin
semua orang yang memang ingin bersekolah bisa bersekolah dan saya ingin
memberikan waktu saya untuk mengajar dan membuat mereka cerdas dan berakhlak,
siap jadi generasi penerus kita.”
Saya: “sudah selama ini mengajar, gimana pandangan ibu
tentang siswa yang ibu ajar? Ada pengalaman unik ga buk tentang siswa-siswi
ibu?”
Beliau: “kalau saya memandang siswa-siswa saya itu bukan
sebagai siswa, tetapi sebagai sahabat bahkan anak sendiri. Jadi saya merasa
mereka itu anak-anak yang harus dibimbing dan diajarkan dengan cara yang tepat.
Sampai saat ini saya percaya tidak ada siswa yang nakal, tidak ada siswa yang
bodoh. Mereka yang nakal itu hanyalah siswa yang kreatif namun kadang tidak
tahu menempatkan kreativitasnya, dan mereka yang dianggap bodoh itu hanyalah
siswa yang kurang diberi stimulus, memiliki perbedaan kecepatan dalam menangkap
pelajaran namun bukan berarti mereka nakal dan bodoh. Pengalaman unik saya
dengan siswa adalah ketika saya bertemu lagi dengan mantan siswa saya yang
sudah sukses. Saya hampir tidak mengenali mereka lagi karena terlalu banyak
siswa saya, tetapi mereka ingat saya dan saya sangat senang sekali melihat
mereka akhirnya sukses. Itulah seorang guru, yang kami terima hanyalah rasa
puas dan bangga ketika melihat siswanya sukses. Itu saja sudah cukup”.
Saya: “apa sih filosofi ibu mengajar dalam siswa-siswa
ibu?”
Beliau: “Filosofi pengajaran saya?, sejujurnya dengan
mempunyai filosofi ini seolah-olah menunjukkan cara seorang guru mengajar di
sekolah nanti dan juga setiap guru perlu mempunyai filosofi mereka sendiri
supaya mempunyai tujuan yang jelas dalam menjadi guru. Kalau saya mempunyai
filosofi untuk menjadi pendidik yang tidak hanya menekankan pada pengajaran
ilmu dan teori, tetapi saya juga menekankan pada aspek nilai-nilai moral. Saya
harus menujukkan contoh dan teladan (role
model) yang baik kepada anak murid saya.”
Saya: “pendekatan seperti apa yang ibu gunakan dalam
mengajar siswa ibu?”
Beliau: “saya menggunakan pendekatan yang menuntut keaktifan
mereka. Dengan adanya diskusi, tanya jawab, siswa aktif merespon, siswa diberi
tugas dan menjelaskannya di depan kelas, siswa di bagi kedalam kelompok-kelompok
dan berdiskusi, siswa di tuntut untuk mengembangkan teori-teori ke dalam
praktek sederhana. Saya di dalamnya berperan sebagai penuntun dan membimbing
mereka dalam belajar, melakukan manajemen kelas agar kondusif belajar, namun
dalam pengerjaannya saya akan mengembalikannya kembali kepada siswa saya,
mereka yang harus aktif dan mengerjakannya sendiri. Ketika ada yang mau mereka
tanyakan, saya akan menjelaskan. Oleh karena itu siswa saya tuntut untuk aktif
bertanya dan menjawab.”
Saya: “bisa disimpulkan seperti pendekatan Student Center Learning ya buk, dimana
pembelajaran berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai pengarah. Jadi menurut
ibu metode pendekatan seperti ini sudah efektif ga diterapkan pada siswa ibu,
baik di SMP maupun di SMA?”
Beliau: “iya bisa dibilang begitu. Menurut saya cukup
efektif. Dimana siswa dituntut untuk aktif. Saya sangat menginginkan siswa saya
sendiri yang menggali pengetahuan itu dari saya, mereka aktif bertanya apa saja
yang mereka belum mengerti maka saya yang akan mengajarkan. Saya tidak mau
siswa saya hanya duduk diam mendengarkan saya mengajar, dan guru yang
memberikan semua pengetahuannya kepada siswa. Sebaliknya siswa lah yang harus
menggalinya dari seorang guru, guru pasti akan membagikan ilmu-ilmu tersebut.”
Saya: “ibu kan menginginkan siswa ibu untuk aktif.
Emangnya gimana buk pandangan ibu soal dunia pendidikan?”
Beliau: “menurut pandangan saya, dunia pendidikan sangat
mempengaruhi pembentukan generasi dan hidup seseorang kedepannya. Makanya saya
selalu menuntut mereka untuk aktif. Di dalam dunia pendidikan seorang siswa
tidak hanya di ajarkan mengenai pengetahuan dan ilmu, namun juga diajarkan
mengenai nilai-nilai kehidupan. Jadi di sekolah seorang anak juga di bentuk
untuk bisa menjadi seseorang yang berakhlak dan bermoral yang siap jadi penerus
berikutnya. Gimana mau jadi penerus bangsa kalau mereka hanya bisa duduk diam
ga berani bicara, hanya mengejar ilmu dan teori tapi ga praktek dan ga
diajarkan nilai-nilai kehidupan. Yang ada mereka nantinya ga bisa jadi penerus
bangsa yang peka terhadap lingkungan, ga kritis, ga berani bicara, ga penuh
antusias menggali ilmu. Pokoknya pendidikan itu sangat perlulah bagi semua
orang.”
Saya: “Jadi menurut ibu pendidikan kita di zaman sekarang
ini gimana buk, ada ga sih buk bedanya dengan di waktu ibu dulu?”
Beliau: “pendidikan zaman sekarang ini menurut saya sudah
serba enak. Kalau kita mau belajar apa aja udah tersedia. Ada banyak media yang
memperlengkapi kita. Sekarang semua orang bebas sekolah, ga kayak kami dulu. Di
zaman saya dulu sekolah masih belum menjamur kayak sekarang apalagi di pedesaan,
buku-buku masih sulit dan juga dulu itu tenaga pendidik masih sangat terbatas.
Di zaman sekarang, siswa bisa memperoleh pengetahuan ganda (dari guru dan
teknologi-teknologi yang ada). Sekarang siswa ga di ajar dengan sistem
pengajaran oleh guru zaman dulu yang pakai rotan dan menggunakan hukuman fisik.
Sekarang kan sudah uda boleh lagi.”
Saya: “jadi buk menurut ibu mana nih yang lebih bagus,
sistem pendidikan yang dulu atau yang sekarang, buk?”
Beliau: “kalau di bilang bagus ya dua-duanya ada bagusnya
ada kurangnya. Kalau sekarang mah dari segi pen-trasferan ilmu pengetahuan dan
informasi lebih canggih dan lebih luas daripada yang dulu. Jadi siswa zaman
sekarang itu canggih banget, mereka bisa tahu dan belajar banyak hal. Tetapi sistem
pembelajaran zaman dulu lebih disiplin dan benar-benar membentuk pribadi siswa
menjadi kuat. Dimana dulu siswanya cepat menangkap pelajaran dikarenakan selalu
melakukan praktek-praktek langsung dengan melihat fenomena alam. Dan juga di
karenakan cara guru mengajar di zaman dahulu sangat militan dan berkomitmen.
Guru zaman dahulu tidak segan-segan menghukum siswanya apabila siswanya tidak
disiplin dan malas. Tetapi pendidikan zaman sekarang lebih banyak menuntut anak
untuk tahu dan belajar teori, sehingga keseringan anak cuma tahu teori tapi ga
bisa praktekinnya.”
Saya: “nah, kalau gitu apa nih buk yang harus di perbaiki
dalam pendidikan kita sekarang ini?”
Beliau: “banyak yang harus diperbaiki, pertama-tama ya
gurunya dulu yang diperbaiki. Seorang guru harus punya sikap sebagai teladan
untuk siswanya dan juga seorang guru itu
harus mempunyai motivasi dan semangat yang baik dalam mengajar. Jangan hanya
asal sarjana, ketika mengajar ga tahu apa-apa hanya mengajarkan teori dan
membuat anak pintar tapi ga bermoral. Yang berikutnya ya sistem pendidikannya
yang harus diperbaiki, kurikulum yang digunakan harus lebih jelas lagi
dimengerti. Sehingga ketika pelaksanaannya sistem pembelajaran itu sesuai
dengan kurikulum yang digunakan. Jangan Pemerintah buat kurikulum tetapi di
pelaksanaan kegiatan pembelajarannya ga sejalan dengan kurikulumnya. Teknologi
kan uda canggih, nah marilah kita gunakan teknologi untuk membantu kita dalam
belajar. Manfaatkan teknologi dengan baik. Dan juga ya negara ini harus lebih
ekstra lagi membantu sekolah-sekolah yang kekurangan tenaga pengajar, fasilitas,
dan dana. Jangan sampai ada perbedaan antara sekolah-sekolah di negara ini.
Pendidikan harus merata di setiap daerah, dan semua orang harus bisa
menikmatinya. Kan kasihan seperti yang sering kita lihat di televisi, masih
banyak anak-anak di daerah terpencil yang pendidikannya terhambat dan
tertinggal.”
Saya: “sangat banyak ternyata ya buk, yang harus
diperbaiki dalam pendidikan kita saat ini. Semoga pendidikan di negara kita
semakin lebih baik lagi. Dan makin banyak anak-anak bangsa yang ga hanya cerdas
tapi juga berakhlak.”
BAB III
PEMBAHASAN
Seorang
guru memandu dan metode kerjanya membuat siswa menjadi lebih mudah dan efektif.
Guru untuk siswa harus memfasilitasi peluang belajar, menata lingkungan
edukatif, memotivasi belajar, menangkap pikiran dan hati, dan membangun
keaktifan belajar. Hal ini juga diterapkan oleh ibu ANS, dimana dalam mengajar
beliau memfasilitasi siswanya dan memberikan mereka peluang untuk belajar
banyak hal baru. ANS juga dalam mengajar melakukan penataan dan manajemen
lingkungan yang kondusif untuk belajar dalam kelasnya, sehingga siswa dapat
nyaman belajar. ANS juga memotivasi dan menuntut siswanya untuk membangun
keaktifan dalam belajar baik itu dengan menggunakan sistem diskusi kelompok
maupun proses tanya jawab dalam kelas.
Proses pembelajaran terdiri dari proses belajar dan
mengajar. Pada pembelajaran tradisional hampir dipastikan kehadiran guru secara
fisik. Sebaliknya, pada pembelajaran modern guru tidak harus selalu hadir
secara fisik, seperti menggunakan televisi atau pembelajaran berbasis komputer
(computered-asisted teaching), teknologi multimedia, dan sebagainya. Guru
bertanggung jawab untuk mempromosikan pentingnya belajar bagi siswa. Tentu guru
sendiri harus menjadi pembelajar sejati agar terus mengikuti kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang terus mengalami percepatan, termasuk kemajuan di
bidang pedagogi itu sendiri. Menurut ANS teknologi yang canggih saat ini baik
untuk di gunakan dalam proses pebelajaran, terutama untuk memudahkan dan
mengefektifkan proses pembelajaran. ANS juga belajar untuk terus mengikuti
kemajuan ilmu dan teknologi saat ini, sehingga ketika proses pembelajaran
dilakukan ANS tetap dapat menyesuaikannya dengan kemajuan zaman dan teknologi
saat ini.
Ada beberapa ciri dan kualitas seorang guru, dimana
menurut saya ANS merupakan seorang guru yang memiliki ciri tersebut.
1. Confidence, guru yang baik tetap memiliki kepercayaan
diri. ANS memiliki kepercayaan diri
walaupun adakalanya siswa yang ajarnya bersikap kurang menyenangkan. Namun ANS
selalu tetap teguh percaya diri.
2. Patience, guru yang baik adalah guru yang bisa sabar
dalam membimbing siswa-siswanya tak peduli seberapa lama waktunya. Menurut saya ANS merupakan guru yang sabar
dalam membimbing siswa-siwanya walaupun terkadang siswanya nakal dan lambat
dalam belajar.
3. True compassion for their students, guru yang baik
adalah guru yang harus memiliki rasa kasih sayang sejati pada siswanya. Menurut saya, ANS adalah guru yang sangat
sayang kepada siswa-siswanya beliau menganggap siswanya sebagai teman bahkan
anak sendiri. Hal inilah yang membuat beliau mau mengabdikan dirinya selama ±14
tahun.
4. Understanding, guru yang baik memiliki pemahaman yang
benar tentang mengajar. ANS menurut saya
sudah sangat mengerti mengenai proses mengajar. Hal ini juga dikarenakan
pegalamannya yang sudah mengajar selama ±14 tahun. Beliau juga merupakan guru
yang fleksibel dalam gaya mengajar dan menyesuaikannya setiap hari.
5. Dedication to excellence, guru yang baik memiliki
edikasi dan menginginkan capaian yang terbaik dari siswa-siswanya. ANS merupakan guru yang sangat berdedikasi
tinggi, dan beliau menginginkan siswanya untuk memiliki kemampuan yang baik dan
unggul.
6. Unwavering support, guru yang terbaik harus teguh
dalam memberikan dukungan. ANS merupakan
guru yang sangat teguh untuk memotivasi siswanya dan mendorong siswanya untuk
berprestasi.
7. Willingness to help student achieve, guru yang baik
bersedia untuk membantu siswanya mencapai prestasi. ANS sangat mendukung siswanya untuk mencapai kesuksesan. Bahkan beliau
mau membantu siswanya ketika mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran.
8. Pride in student’s accomplishments, guru yang baik
sangat bangga dengan siswanya yang mendapat nilai baik dan sukses dalam
masyarakat. ANS sangat mendukung
siswanya untuk sukses. Bahkan ketika beliau bertemu dengan mantan siswanya yang
sudah sukses, beliau sangat senang dan bangga dengan siswanya tersebut.
Ada 5 strategi mengajar yang didasari pada paradigma
yang berbeda mengenai cara siswa belajar. Hal ini jugalahh yang diterapkan oleh
ANS dalam mengajar, hal tersebut antara lain:
Stategi 1: pelatihan dan pelatihan lanjut, yaitu
mengembangkan keterampilan dasar dan lanjutan, melaksanakan pembelajaran dengan
langkah-langkah tertentu. Hal ini
digunakan ANS dalam mengajar siswanya menggunakan langkah-langkah. Beliau
melakukan proses pembelajaran dan mengembangkan keterampilan dasar dan melatih
sisiwa.
Strategi 2: ceramah dan menjelakan, yaitu menyajikan
informasi dengan cara efektif dan dapat dipahami. ANS juga menggunakan metode ini, dimana ANS akan menjelaskan kepada
siswanya ketika siswanya bertanya dan dalam menuntun siswanya dalam mengajar.
Strategi 3: mencari dan menemukan, yaitu pembelajaran
keterampilan, berpikir, dan pemecahan masalah melalui penyelidikan dan
penemuan. ANS memberikan tugas-tugas
kepada siswanya untuk mencari penyelesaian dari suatu materi yang dipelajari
Strategi 4: kelompok dan tim, yaitu berbagi informasi
bekerja secara kooperatif, dan keyakinan melalui proses kelompok. ANS
juga menggunakan strategi ini yaitu dengan membagi siswanya ke dalam
kelompok-kelompok dan memberikan mereka tugas untuk dikerjakan secara
berkelompok.
Strategi 5: pengalaman dan refleksi, yaitu
mengaktifkan siswa dengan merefleksikan yang terjadi di lingkungan atau
kegiatan diluar ruangan. Metode ini juga
digunakan ANS, dimana siswa diminta untuk melakukan praktik dan refleksi yang
terjadi dalam lingkungan luarnya. Metode ini juga pernah digunakan oleh ANS
dimana dia sangat mengharapkan siswanya untuk bisa peka terhadap lingkungan dan
nilai-nilai kehidupan.
BAB IV
KESIMPULAN
Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses pembelajaran
yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia potensial di bidang
pembangunan. Oleh karena itu guru sebagai salah satu unsur di bidang
kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya
sebagai tenaga pendidik profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.
Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru itu terletak
tanggung jawab untuk membawa peserta didik pada suatu kedewasaan atau tarap
kematangan tertentu. Dalam hal ini guru tidak hanya semata-mata sebagai pengajar yang mentransfer ilmu dan pengetahuan, tetapi
juga sebagai pendidik yang mentransfer
nilai-nilai dan sekaligus sebagai pembimbing yang
memberikan pengarahan dan menuntun peserta didik dalam belajar.
BAB V
SARAN
1.
Seorang guru
harus punya sikap sebagai teladan untuk siswanya dan juga seorang guru itu
harus mempunyai motivasi dan semangat yang baik dalam mengajar. Seorang guru
harus mengerti sistem pembelajaran yang digunakannya. Dan sistem pembelajaran
tersebut juga harus di dasarkan pada perbedaan cara belajar siswa yang
berbeda-beda.
2.
Sistem
pendidikan di negara ini harus diperbaiki, kurikulum yang digunakan harus lebih
jelas lagi dimengerti. Sehingga ketika pelaksanaannya sistem pembelajaran itu
sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Teknologi saat ini yang sudah canggih
dimanfaatkan untuk membantu proses pembelajaran menjadi efektif.
3.
Pemerintah
negara harus lebih fokus lagi dalam memajukan sistem pendidikan, dan sudah
seharusnya membantu sekolah-sekolah yang
kekurangan tenaga pengajar, fasilitas, dan dana. Jangan sampai ada perbedaan
antara sekolah-sekolah di negara ini. Pendidikan harus merata di setiap daerah,
dan semua orang harus bisa menikmatinya.
Sumber: Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi.2013.
Prof.Dr.Sudarwan Danim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar