Pages

Minggu, 13 April 2014

Tugas Pedagogi Wawancara Pribadi dengan Guru



Nama                : Melfa Y Simanjuntak
Nim                  : 121301046
Tugas               : Wawancara Pribadi dengan Guru
Mata kuliah       : Pedagogi

BAB I
PENDAHULUAN


Mengajar adalah seni dan ilmu mentransformasikan bahan ajar kepada peserta didik pada situasi dan dengan menggunakan media tertentu. Banyak orang mengatakan bahwa mengajar adalah seni. Seni mengajar hanya terlihat ketika kegiatan pembelajaran berlangsung. Dimana kegiatan pembelajaran selalu melibatkan hubungan antara pikiran seseorang atau sekelompok orang lainnya. Sehingga sangat berbeda esensi antara buku dan guru. Buku tidak akan dapat menggantikan fungsi guru dalam mengajar, oleh sebab itu seorang siswa tetap memerlukan guru untuk mengajarnya.
Kegiatan pembelajaran adalah bersifat dua arah. Dimana seorang guru berdiskusi dan berdialog dengan siswanya. Guru memberikan dan siswa menerima bantuan dan bimbingan. Siswa adalah “subjek didik atau murid”, yaitu mereka yang menerima dan mengikuti disiplin yang ditentukan oleh guru. Namun tidak berarti mereka harus takut dan tunduk pasif terhadap otoritas gurunya. Melainkan sikap seorang siswa seharusnya hormat dan sopan terhadap gurunya, di karenakan gurulah yang mengajar dan membimbing siswa untuk bisa belajar banyak hal.
Dalam mengajar, guru akan berhadapan dengan siswa yang banyak dan beragam. Dimana guru harus dapat menghargai perbedaan siswanya tersebut dan percaya bahwa semua siswanya dapat belajar, meskipun pada tingkat dan cara yang berbeda. Disinilah guru berperan dalam belajar mengenali siswanya dan berbagai cara belajar mereka yang berbeda.
Kegiatan pembelajaran yang baik membutuhkan guru yang baik pula. Pembelajaran yang sukses bertumpu pada karakter guru serta pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya. Guru tidak hanya harus mampu melihat apa yang terjadi dikelas, melainkan juga perlu mengetahui tentang apa yang dilihat. Guru harus mempunyai pemikiran lebih jelas mengenai kegiatan mengajar itu, cara pengorganisasiannya, dan konseptualisasinya. Oleh karena itu, guru yang efektif menggunakan strategi pembelajaran yang efektif pula.
Strategi pembelajaran yang diterapkan guru didasarkan pada paradigma yang berbeda mengenai cara siswa belajar. Guru akan menjadi lebih efektif bila dapat memilih untuk menggunakan strategi mengajar, memperluas perbendaharaan strategi dan ahli dalam menggunakan strategi pembelajaran itu.
Pedagogi adalah isu strategis utama yang dihadapi profesi guru dan pendidikan umum. Dimana ada perbedaan cara orang dewasa belajar dengan cara anak-anak belajar. Sehingga dalam pengorganisasian proses pembelajaran tidak hanya dikaitkan antara siswa dan guru saja. Tetapi juga melibatkan kurikulum, pengajaran, siswa, media pembelajaran, dan situasi di sekelilingnya, dimana hal-hal tersebut akan menunjukkan perbedaan pengajaran untuk orang dewasa dan anak-anak.



BAB II
HASIL WAWANCARA

a.    Identitas Pribadi
Nama                                       : ANS
Tempat/tanggal lahir               : Kabanjahe, 17 September 1971
Riwayat Pendidikan               : 1. SD dan SMP Kabanjahe
  2. SMA Jakarta Selatan
  3. S1 dan S2
Riwayat Karier                        : 1. Guru SLTP Yayasan Katolik
                                                  2. Guru SMA Yayasan Katolik
                                

b.   Jawdal Wawancara
Tanggal Wawancara           : 2 April 2014
Pukul                                  : 17.30 WIB
Tempat                                : Jl. Rebab Pasar II Padang Bulan

Ketika diberi tugas mewawancarai seorang guru, saya terpikir siapakah guru yang akan saya wawancarai? Terkhusus apalagi saya bukan warga Medan asli, jadi saya tidak ada mengenal guru-guru dan sekolah yang ada disini. Tetapi yang namanya rezeki tidak kemana, saya bertemu dengan salah seorang guru SMP saya dulu di Riau yang sedang ada di Medan untuk suatu keperluan mengurus pendidikan putrinya. Tanpa perencanaan sebelumnya, saya meminta izin untuk mewawancarai Ibu tersebut dan ternyata beliau bersedia. Kemudian saya membuat janji kapan akan bertemu dan mempersiapkan diri untuk mewawancarai beliau, dan jadilah akhirnya saya mewawancarai beliau beberapa hari kemudian.
Ibu tersebut berinisial ANS, beliau berusia 43 tahun. Beliau adalah seorang guru yang sudah lama malang melintang di dunia pendidikan. Beliau sudah mengajar selama ±14 tahun dan sudah pernah mengajar di tingkat SMP dan SMA di Yayasan Swasta yang sama. Beliau mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Sebelum wawancara saya sudah mempersiapkan pertanyaan yang akan saya tanyakan pada beliau.
Dan saya memulai wawancara tersebut dengan bertanya mengenai
Saya: “sudah berapa lama ibu jadi seorang guru?”
Beliau: “wahh, sudah cukup lama sampai saya lupa sejak kapan (candanya). Saya sudah mengajar ±14 tahun. Sudah awalnya mengajar di SMP, lalu akhirnya ditunjuk untuk mengajar SMA. Saya sudah bertemu dan melihat sendiri perkembangan anak-anak SMP dan SMA. Dan sekarang mah waktu saya dalam mengajar itu di ibaratkan matahari di sore hari”
Kemudian saya bertanya lagi merespon jawaban beliau,
Saya: “udah lama juga ya buk. Kog diibaratkan matahari di sore hari bu? Jadi kenapa nih buk mau jadi guru dan betah mengajar selama itu?”
Beliau: “iya, cukup lama. Saya memang dari dulu cita-citanya pengen jadi guru. Yah betahlah orang saya senang lihat anak-anak belajar banyak hal baru. Dulu orangtua saya juga guru, saya ingin seperti mereka. Saya ingin semua orang yang memang ingin bersekolah bisa bersekolah dan saya ingin memberikan waktu saya untuk mengajar dan membuat mereka cerdas dan berakhlak, siap jadi generasi penerus kita.”
Saya: “sudah selama ini mengajar, gimana pandangan ibu tentang siswa yang ibu ajar? Ada pengalaman unik ga buk tentang siswa-siswi ibu?”
Beliau: “kalau saya memandang siswa-siswa saya itu bukan sebagai siswa, tetapi sebagai sahabat bahkan anak sendiri. Jadi saya merasa mereka itu anak-anak yang harus dibimbing dan diajarkan dengan cara yang tepat. Sampai saat ini saya percaya tidak ada siswa yang nakal, tidak ada siswa yang bodoh. Mereka yang nakal itu hanyalah siswa yang kreatif namun kadang tidak tahu menempatkan kreativitasnya, dan mereka yang dianggap bodoh itu hanyalah siswa yang kurang diberi stimulus, memiliki perbedaan kecepatan dalam menangkap pelajaran namun bukan berarti mereka nakal dan bodoh. Pengalaman unik saya dengan siswa adalah ketika saya bertemu lagi dengan mantan siswa saya yang sudah sukses. Saya hampir tidak mengenali mereka lagi karena terlalu banyak siswa saya, tetapi mereka ingat saya dan saya sangat senang sekali melihat mereka akhirnya sukses. Itulah seorang guru, yang kami terima hanyalah rasa puas dan bangga ketika melihat siswanya sukses. Itu saja sudah cukup”.
Saya: “apa sih filosofi ibu mengajar dalam siswa-siswa ibu?”
Beliau: “Filosofi pengajaran saya?, sejujurnya dengan mempunyai filosofi ini seolah-olah menunjukkan cara seorang guru mengajar di sekolah nanti dan juga setiap guru perlu mempunyai filosofi mereka sendiri supaya mempunyai tujuan yang jelas dalam menjadi guru. Kalau saya mempunyai filosofi untuk menjadi pendidik yang tidak hanya menekankan pada pengajaran ilmu dan teori, tetapi saya juga menekankan pada aspek nilai-nilai moral. Saya harus menujukkan contoh dan teladan (role model) yang baik kepada anak murid saya.”
Saya: “pendekatan seperti apa yang ibu gunakan dalam mengajar siswa ibu?”
Beliau: “saya menggunakan pendekatan yang menuntut keaktifan mereka. Dengan adanya diskusi, tanya jawab, siswa aktif merespon, siswa diberi tugas dan menjelaskannya di depan kelas, siswa di bagi kedalam kelompok-kelompok dan berdiskusi, siswa di tuntut untuk mengembangkan teori-teori ke dalam praktek sederhana. Saya di dalamnya berperan sebagai penuntun dan membimbing mereka dalam belajar, melakukan manajemen kelas agar kondusif belajar, namun dalam pengerjaannya saya akan mengembalikannya kembali kepada siswa saya, mereka yang harus aktif dan mengerjakannya sendiri. Ketika ada yang mau mereka tanyakan, saya akan menjelaskan. Oleh karena itu siswa saya tuntut untuk aktif bertanya dan menjawab.”
Saya: “bisa disimpulkan seperti pendekatan Student Center Learning ya buk, dimana pembelajaran berpusat pada siswa dan guru hanya sebagai pengarah. Jadi menurut ibu metode pendekatan seperti ini sudah efektif ga diterapkan pada siswa ibu, baik di SMP maupun di SMA?”
Beliau: “iya bisa dibilang begitu. Menurut saya cukup efektif. Dimana siswa dituntut untuk aktif. Saya sangat menginginkan siswa saya sendiri yang menggali pengetahuan itu dari saya, mereka aktif bertanya apa saja yang mereka belum mengerti maka saya yang akan mengajarkan. Saya tidak mau siswa saya hanya duduk diam mendengarkan saya mengajar, dan guru yang memberikan semua pengetahuannya kepada siswa. Sebaliknya siswa lah yang harus menggalinya dari seorang guru, guru pasti akan membagikan ilmu-ilmu tersebut.”
Saya: “ibu kan menginginkan siswa ibu untuk aktif. Emangnya gimana buk pandangan ibu soal dunia pendidikan?”
Beliau: “menurut pandangan saya, dunia pendidikan sangat mempengaruhi pembentukan generasi dan hidup seseorang kedepannya. Makanya saya selalu menuntut mereka untuk aktif. Di dalam dunia pendidikan seorang siswa tidak hanya di ajarkan mengenai pengetahuan dan ilmu, namun juga diajarkan mengenai nilai-nilai kehidupan. Jadi di sekolah seorang anak juga di bentuk untuk bisa menjadi seseorang yang berakhlak dan bermoral yang siap jadi penerus berikutnya. Gimana mau jadi penerus bangsa kalau mereka hanya bisa duduk diam ga berani bicara, hanya mengejar ilmu dan teori tapi ga praktek dan ga diajarkan nilai-nilai kehidupan. Yang ada mereka nantinya ga bisa jadi penerus bangsa yang peka terhadap lingkungan, ga kritis, ga berani bicara, ga penuh antusias menggali ilmu. Pokoknya pendidikan itu sangat perlulah bagi semua orang.”
Saya: “Jadi menurut ibu pendidikan kita di zaman sekarang ini gimana buk, ada ga sih buk bedanya dengan di waktu ibu dulu?”
Beliau: “pendidikan zaman sekarang ini menurut saya sudah serba enak. Kalau kita mau belajar apa aja udah tersedia. Ada banyak media yang memperlengkapi kita. Sekarang semua orang bebas sekolah, ga kayak kami dulu. Di zaman saya dulu sekolah masih belum menjamur kayak sekarang apalagi di pedesaan, buku-buku masih sulit dan juga dulu itu tenaga pendidik masih sangat terbatas. Di zaman sekarang, siswa bisa memperoleh pengetahuan ganda (dari guru dan teknologi-teknologi yang ada). Sekarang siswa ga di ajar dengan sistem pengajaran oleh guru zaman dulu yang pakai rotan dan menggunakan hukuman fisik. Sekarang kan sudah uda boleh lagi.”
Saya: “jadi buk menurut ibu mana nih yang lebih bagus, sistem pendidikan yang dulu atau yang sekarang, buk?”
Beliau: “kalau di bilang bagus ya dua-duanya ada bagusnya ada kurangnya. Kalau sekarang mah dari segi pen-trasferan ilmu pengetahuan dan informasi lebih canggih dan lebih luas daripada yang dulu. Jadi siswa zaman sekarang itu canggih banget, mereka bisa tahu dan belajar banyak hal. Tetapi sistem pembelajaran zaman dulu lebih disiplin dan benar-benar membentuk pribadi siswa menjadi kuat. Dimana dulu siswanya cepat menangkap pelajaran dikarenakan selalu melakukan praktek-praktek langsung dengan melihat fenomena alam. Dan juga di karenakan cara guru mengajar di zaman dahulu sangat militan dan berkomitmen. Guru zaman dahulu tidak segan-segan menghukum siswanya apabila siswanya tidak disiplin dan malas. Tetapi pendidikan zaman sekarang lebih banyak menuntut anak untuk tahu dan belajar teori, sehingga keseringan anak cuma tahu teori tapi ga bisa praktekinnya.”
Saya: “nah, kalau gitu apa nih buk yang harus di perbaiki dalam pendidikan kita sekarang ini?”
Beliau: “banyak yang harus diperbaiki, pertama-tama ya gurunya dulu yang diperbaiki. Seorang guru harus punya sikap sebagai teladan untuk siswanya dan juga seorang guru  itu harus mempunyai motivasi dan semangat yang baik dalam mengajar. Jangan hanya asal sarjana, ketika mengajar ga tahu apa-apa hanya mengajarkan teori dan membuat anak pintar tapi ga bermoral. Yang berikutnya ya sistem pendidikannya yang harus diperbaiki, kurikulum yang digunakan harus lebih jelas lagi dimengerti. Sehingga ketika pelaksanaannya sistem pembelajaran itu sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Jangan Pemerintah buat kurikulum tetapi di pelaksanaan kegiatan pembelajarannya ga sejalan dengan kurikulumnya. Teknologi kan uda canggih, nah marilah kita gunakan teknologi untuk membantu kita dalam belajar. Manfaatkan teknologi dengan baik. Dan juga ya negara ini harus lebih ekstra lagi membantu sekolah-sekolah yang kekurangan tenaga pengajar, fasilitas, dan dana. Jangan sampai ada perbedaan antara sekolah-sekolah di negara ini. Pendidikan harus merata di setiap daerah, dan semua orang harus bisa menikmatinya. Kan kasihan seperti yang sering kita lihat di televisi, masih banyak anak-anak di daerah terpencil yang pendidikannya terhambat dan tertinggal.”
Saya: “sangat banyak ternyata ya buk, yang harus diperbaiki dalam pendidikan kita saat ini. Semoga pendidikan di negara kita semakin lebih baik lagi. Dan makin banyak anak-anak bangsa yang ga hanya cerdas tapi juga berakhlak.”
BAB III
PEMBAHASAN

            Seorang guru memandu dan metode kerjanya membuat siswa menjadi lebih mudah dan efektif. Guru untuk siswa harus memfasilitasi peluang belajar, menata lingkungan edukatif, memotivasi belajar, menangkap pikiran dan hati, dan membangun keaktifan belajar. Hal ini juga diterapkan oleh ibu ANS, dimana dalam mengajar beliau memfasilitasi siswanya dan memberikan mereka peluang untuk belajar banyak hal baru. ANS juga dalam mengajar melakukan penataan dan manajemen lingkungan yang kondusif untuk belajar dalam kelasnya, sehingga siswa dapat nyaman belajar. ANS juga memotivasi dan menuntut siswanya untuk membangun keaktifan dalam belajar baik itu dengan menggunakan sistem diskusi kelompok maupun proses tanya jawab dalam kelas.
Proses pembelajaran terdiri dari proses belajar dan mengajar. Pada pembelajaran tradisional hampir dipastikan kehadiran guru secara fisik. Sebaliknya, pada pembelajaran modern guru tidak harus selalu hadir secara fisik, seperti menggunakan televisi atau pembelajaran berbasis komputer (computered-asisted teaching), teknologi multimedia, dan sebagainya. Guru bertanggung jawab untuk mempromosikan pentingnya belajar bagi siswa. Tentu guru sendiri harus menjadi pembelajar sejati agar terus mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus mengalami percepatan, termasuk kemajuan di bidang pedagogi itu sendiri. Menurut ANS teknologi yang canggih saat ini baik untuk di gunakan dalam proses pebelajaran, terutama untuk memudahkan dan mengefektifkan proses pembelajaran. ANS juga belajar untuk terus mengikuti kemajuan ilmu dan teknologi saat ini, sehingga ketika proses pembelajaran dilakukan ANS tetap dapat menyesuaikannya dengan kemajuan zaman dan teknologi saat ini.
Ada beberapa ciri dan kualitas seorang guru, dimana menurut saya ANS merupakan seorang guru yang memiliki ciri tersebut.
1.   Confidence, guru yang baik tetap memiliki kepercayaan diri. ANS memiliki kepercayaan diri walaupun adakalanya siswa yang ajarnya bersikap kurang menyenangkan. Namun ANS selalu tetap teguh percaya diri.
2.   Patience, guru yang baik adalah guru yang bisa sabar dalam membimbing siswa-siswanya tak peduli seberapa lama waktunya. Menurut saya ANS merupakan guru yang sabar dalam membimbing siswa-siwanya walaupun terkadang siswanya nakal dan lambat dalam belajar.
3.   True compassion for their students, guru yang baik adalah guru yang harus memiliki rasa kasih sayang sejati pada siswanya. Menurut saya, ANS adalah guru yang sangat sayang kepada siswa-siswanya beliau menganggap siswanya sebagai teman bahkan anak sendiri. Hal inilah yang membuat beliau mau mengabdikan dirinya selama ±14 tahun.
4.   Understanding, guru yang baik memiliki pemahaman yang benar tentang mengajar. ANS menurut saya sudah sangat mengerti mengenai proses mengajar. Hal ini juga dikarenakan pegalamannya yang sudah mengajar selama ±14 tahun. Beliau juga merupakan guru yang fleksibel dalam gaya mengajar dan menyesuaikannya setiap hari.
5.   Dedication to excellence, guru yang baik memiliki edikasi dan menginginkan capaian yang terbaik dari siswa-siswanya. ANS merupakan guru yang sangat berdedikasi tinggi, dan beliau menginginkan siswanya untuk memiliki kemampuan yang baik dan unggul.
6.   Unwavering support, guru yang terbaik harus teguh dalam memberikan dukungan. ANS merupakan guru yang sangat teguh untuk memotivasi siswanya dan mendorong siswanya untuk berprestasi.
7.   Willingness to help student achieve, guru yang baik bersedia untuk membantu siswanya mencapai prestasi. ANS sangat mendukung siswanya untuk mencapai kesuksesan. Bahkan beliau mau membantu siswanya ketika mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran.
8.   Pride in student’s accomplishments, guru yang baik sangat bangga dengan siswanya yang mendapat nilai baik dan sukses dalam masyarakat. ANS sangat mendukung siswanya untuk sukses. Bahkan ketika beliau bertemu dengan mantan siswanya yang sudah sukses, beliau sangat senang dan bangga dengan siswanya tersebut.
Ada 5 strategi mengajar yang didasari pada paradigma yang berbeda mengenai cara siswa belajar. Hal ini jugalahh yang diterapkan oleh ANS dalam mengajar, hal tersebut antara lain:
Stategi 1: pelatihan dan pelatihan lanjut, yaitu mengembangkan keterampilan dasar dan lanjutan, melaksanakan pembelajaran dengan langkah-langkah tertentu. Hal ini digunakan ANS dalam mengajar siswanya menggunakan langkah-langkah. Beliau melakukan proses pembelajaran dan mengembangkan keterampilan dasar dan melatih sisiwa.
Strategi 2: ceramah dan menjelakan, yaitu menyajikan informasi dengan cara efektif dan dapat dipahami. ANS juga menggunakan metode ini, dimana ANS akan menjelaskan kepada siswanya ketika siswanya bertanya dan dalam menuntun siswanya  dalam mengajar.
Strategi 3: mencari dan menemukan, yaitu pembelajaran keterampilan, berpikir, dan pemecahan masalah melalui penyelidikan dan penemuan. ANS memberikan tugas-tugas kepada siswanya untuk mencari penyelesaian dari suatu materi yang dipelajari
Strategi 4: kelompok dan tim, yaitu berbagi informasi bekerja secara kooperatif, dan keyakinan melalui proses kelompok. ANS  juga menggunakan strategi ini yaitu dengan membagi siswanya ke dalam kelompok-kelompok dan memberikan mereka tugas untuk dikerjakan secara berkelompok.
Strategi 5: pengalaman dan refleksi, yaitu mengaktifkan siswa dengan merefleksikan yang terjadi di lingkungan atau kegiatan diluar ruangan. Metode ini juga digunakan ANS, dimana siswa diminta untuk melakukan praktik dan refleksi yang terjadi dalam lingkungan luarnya. Metode ini juga pernah digunakan oleh ANS dimana dia sangat mengharapkan siswanya untuk bisa peka terhadap lingkungan dan nilai-nilai kehidupan.

BAB IV
KESIMPULAN

Guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses pembelajaran yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu guru sebagai salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga pendidik profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam arti khusus dapat dikatakan bahwa pada setiap diri guru itu terletak tanggung jawab untuk membawa peserta didik pada suatu kedewasaan atau tarap kematangan tertentu. Dalam hal ini guru tidak hanya semata-mata sebagai pengajar yang mentransfer ilmu dan pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang mentransfer nilai-nilai dan sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun peserta didik dalam belajar.

BAB V
SARAN

1.   Seorang guru harus punya sikap sebagai teladan untuk siswanya dan juga seorang guru itu harus mempunyai motivasi dan semangat yang baik dalam mengajar. Seorang guru harus mengerti sistem pembelajaran yang digunakannya. Dan sistem pembelajaran tersebut juga harus di dasarkan pada perbedaan cara belajar siswa yang berbeda-beda.
2.   Sistem pendidikan di negara ini harus diperbaiki, kurikulum yang digunakan harus lebih jelas lagi dimengerti. Sehingga ketika pelaksanaannya sistem pembelajaran itu sesuai dengan kurikulum yang digunakan. Teknologi saat ini yang sudah canggih dimanfaatkan untuk membantu proses pembelajaran menjadi efektif.
3.   Pemerintah negara harus lebih fokus lagi dalam memajukan sistem pendidikan, dan sudah seharusnya  membantu sekolah-sekolah yang kekurangan tenaga pengajar, fasilitas, dan dana. Jangan sampai ada perbedaan antara sekolah-sekolah di negara ini. Pendidikan harus merata di setiap daerah, dan semua orang harus bisa menikmatinya.


Sumber: Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi.2013. Prof.Dr.Sudarwan Danim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar