Selama kita sekolah, kita pasti sering me-labeli guru
kita dengan sebutan guru yang baik dan guru yang tidak baik. Guru yang baik
menurut kita biasanya yang tidak pernah terlambat; memberikan respon terhadap
keluhan siswa secara cepat dan akurat; bekerja keras dan cerdas; menunjukkan
dan menandakan kejujuran intelektual yang tinggi dan teliti; memiliki pemikiran jernih dan
adil; mengetahui dan memahami perbedaan karakteristik siswa pada masing-masing
kelas namun bukan untuk membandingkannya.
Apakah guru yang jenius dan efektif cukup dengan
karakteristik di atas? Ternyata belum cukup. Guru harus secara tegas
menunjukkan keseriusan dalam mengembangkan nilai-nilai intelektual siswanya
untuk terus belajar. Beberapa hal kecil lainnya yang perlu diperhatikan oeh
guru membantu siswa dapat berkembang secara baik, yaitu antara lain:
1.
Selalu
mengharapkan siswa lebih dari yang seharusnya diharapkan oleh siswa itu
sendiri.
2.
Menekankan
hal yang positif, selalu berhati-hati memuji pekerjaan yang baik dari siswanya.
Memuji siswa berarti mendorongnya untuk mencapai hasil yang lebih baik pada
saat berikutnya.
3.
Menunjukkan
keramahan dan secara jujur dapat menampakkan rasa tidak suka kepada siswa
secara baik dan hati-hati, serta menekan sedemikian rupa masalah atau gangguan
pribadi di depan siswa.
4.
Berteman
baik dengan siswa, tetapi tidak seperti hubungan siswa sesame siswa. Menjaga
hubungan dengan siswa agar tidak membatasi kebebasan mengajar dengan baik.
5.
Tidak
pernah menyerah dalam menghadapi prilaku siswa dan tidak mengkategorikan atau
“melabeli” siswa secara permanen.
Konsistensi semacam itu harus dijaga selalu. Karena
memang mengajar merupakan gabungan dari keterpelajaran, integritas dan
keterampilan berkomunikasi dengan siswa. Memang tidak mudah menggabungkan
ketiga hal itu. Masing-masing guru memiliki gaya dan karakter tersendiri.
Berikut ini merupakan ciri pengajar yang ideal:
1.
Kesatria:
kalau salah mengaku salah.
2.
Jujur:
memberitahu siswa tentang kebenaran dan menjelaskan tindakan dengan alasan
situasi. Menjadi role model kejujuran.
3.
Disiplin:
menunjukkan kontrol diri dan dapat diandalkan untuk melakukan hal yang benar
dalam setiap situasi.
4.
Penyayang:
menunjukkan diri benar-benar peduli dengan siswa secara pribadi dan
profesional.
5.
Integritas:
selalu melakukan apa yang dikatakan apapun konsekuensinya.
6.
Komitmen:
menunjukkan semangat dan semangat untuk menyampaikan materi secara tuntas.
7.
Motif
baik: menjadikan siswa selalu pada prioritas nomor satu.
Sumber: Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi.2013.
Prof.Dr.Sudarwan Danim
Tidak ada komentar:
Posting Komentar