Pages

Rabu, 09 April 2014

guru (yang baik dan yang tidak baik),, menjadi efektif???




Selama kita sekolah, kita pasti sering me-labeli guru kita dengan sebutan guru yang baik dan guru yang tidak baik. Guru yang baik menurut kita biasanya yang tidak pernah terlambat; memberikan respon terhadap keluhan siswa secara cepat dan akurat; bekerja keras dan cerdas; menunjukkan dan menandakan kejujuran intelektual yang tinggi  dan teliti; memiliki pemikiran jernih dan adil; mengetahui dan memahami perbedaan karakteristik siswa pada masing-masing kelas namun bukan untuk membandingkannya.

Apakah guru yang jenius dan efektif cukup dengan karakteristik di atas? Ternyata belum cukup. Guru harus secara tegas menunjukkan keseriusan dalam mengembangkan nilai-nilai intelektual siswanya untuk terus belajar. Beberapa hal kecil lainnya yang perlu diperhatikan oeh guru membantu siswa dapat berkembang secara baik, yaitu antara lain:
1.      Selalu mengharapkan siswa lebih dari yang seharusnya diharapkan oleh siswa itu sendiri.
2.      Menekankan hal yang positif, selalu berhati-hati memuji pekerjaan yang baik dari siswanya. Memuji siswa berarti mendorongnya untuk mencapai hasil yang lebih baik pada saat berikutnya.
3.      Menunjukkan keramahan dan secara jujur dapat menampakkan rasa tidak suka kepada siswa secara baik dan hati-hati, serta menekan sedemikian rupa masalah atau gangguan pribadi di depan siswa.
4.      Berteman baik dengan siswa, tetapi tidak seperti hubungan siswa sesame siswa. Menjaga hubungan dengan siswa agar tidak membatasi kebebasan mengajar dengan baik.
5.      Tidak pernah menyerah dalam menghadapi prilaku siswa dan tidak mengkategorikan atau “melabeli” siswa secara permanen.

Konsistensi semacam itu harus dijaga selalu. Karena memang mengajar merupakan gabungan dari keterpelajaran, integritas dan keterampilan berkomunikasi dengan siswa. Memang tidak mudah menggabungkan ketiga hal itu. Masing-masing guru memiliki gaya dan karakter tersendiri. Berikut ini merupakan ciri pengajar yang ideal:
1.      Kesatria: kalau salah mengaku salah.
2.      Jujur: memberitahu siswa tentang kebenaran dan menjelaskan tindakan dengan alasan situasi. Menjadi role model kejujuran.
3.      Disiplin: menunjukkan kontrol diri dan dapat diandalkan untuk melakukan hal yang benar dalam setiap situasi.
4.      Penyayang: menunjukkan diri benar-benar peduli dengan siswa secara pribadi dan profesional.
5.      Integritas: selalu melakukan apa yang dikatakan apapun konsekuensinya.
6.      Komitmen: menunjukkan semangat dan semangat untuk menyampaikan materi secara tuntas.
7.      Motif baik: menjadikan siswa selalu pada prioritas nomor satu.


Sumber: Pedagogi, Andragogi, dan Heutagogi.2013. Prof.Dr.Sudarwan Danim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar