Pages

Rabu, 18 September 2013

Bab II: Pendekatan Empat P dalam Pengembangan Kreativitas.


A . Makna dari Pengembangan Kreativitas.
Suatu adaptasi kreatif merupakan satu-satunya kemungkinan bagi suatu bangsa yang sedang berkembang untuk dapat mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi untuk dapat menghadapi problema-problema yang kompleks. Sebagai pribadi maupun sebagai kelompok atau suatu bangsa, kita harus memikirkan, membentuk cara-cara baru atau mengubah cara-cara lama secara kreatif agar kita dapat “survive” dan tidak hanyut atau tenggelam dalam persaingan antar bangsa dan Negara.
Oleh karena itu, pengembangan kreativitas sejak usia dini, tinjauan dan penelitian-penelitian tentang proses kreativitas, kondisi-kondisinya, serta cara-cara yang dapat memupuk, merangsang, dan mengembangkannya menjadi sangat penting.
Mengapa kreatiivitasa penting dan perlu dipupuk sejak dini?
Pertama, karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan (mengaktualisasikan) dirinya.
Kedua, kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian masalah.
Ketiga, dapat memberikan kepuasan kepada individu.
Keempat, kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.

B. Teori Empat P yang melandasi pengembangan Kreativitas.
1 Teori tentang pembentukan pribadi kreatif.
a. Teori Psikoanalisis.
Melihat kreativitas sebagai hasil mengatasi suatu masalah, yang biasanya mulai dimasa anak. Pribadi kreatif dipandang sebagai seseorang yang pernah mempunyai pengalaman traumatis, yang dihadapi dengan memungkinkan gagasan yang disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma.
1)      Teori Freud
Ia menjelaskan proses kreatif dari mekanisme pertahanan, yang merupakan upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat di terima. Karena mekanisme pertahanan mencegah pengamatan yang cermat dari dunia, dank arena menghabiskan energy psikis, mekanisme pertahanan biasanya merintangi produktivitas kreatif.

2)      Teori Kris.
Ernest Kris menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi (beralih ke perilaku sebelumnya yang akan memberi kepuasan, jika perilaku sekarang tidak berhasil atau tidak memberi kepuasan) juga sering muncul dalam tindakan kreatif. Orang-orang kreatif adalah mereka yang paling mampu memanggil bahan-bahan dari alam pikiran tidak sadar. Orang kreatif tidak mengalami hambatan untuk bisa seperti anak dalam pemikiran mereka. Mereka dapat mempertahankan sikap bermain dengan masalah-masalah serius dalam kehidupan. Dengan demikian mereka dapat melihat masalah-masalah dengan segar dan inovatif untuk “regres in thye service of the ego”.

3)      Teori Jung.
Carl Jung juga percaya bahwa ketidaksadaran memainkan peranan yang amat penting dalam kreativitas tingkat tinggi. Alam pikiran bawah sadar dibentuk oleh masa lalu pribadi, dimana secara tidak sadar kita “mengingat” pengalaman yang paling berpengaruh dari nenek moyang kita. Dari ketidakadaran kolektif ini timbul penemuan, teori, seni, dan karya-karya baru lainnya. Proses inilah yang menyebabkan kelanjutan dari eksistensi manusia.

b. Teori Humanistik.
Teori Humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi. Kreativitas dapat berkembang selama hidup, dan tidak terbatas pada lima tahun pertama.
1)      Teori Maslow.
Proses perwujudan diri erat berkaitan dengan kreativitas. Bebas dari neurosis, orang yang mewujudkan dirinya mampu memusatkan dirinya pada yang hakiki. Mereka dapat mewujudkan yang di sebut Maslow “peak experience” – saat mendapat kilasan ilham (flash of insight) yang menyebabkan kegembiraan dan rasa syukur karena hidup.

2)      Teori Rogers.
Ada 3 kondisi dari pribadi yang kreatif ialah:
a.       Keterbukaan terhadap pengalaman.
b.      Kemampuan untuk menilai situasi denagn patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation).
c.       Kemampuan utuk bereksperimen, untuk “bermain” dngan konsep-konsep.
Setiap orang yang memiliki ketiga ciri ini, kesehatan psikologinya sangat baik. Orang ini berfngsi sepenuhnya, menghasilkan karya-karya kreatif, dan hidup secara kreatif. Ketiga kondisi tersebut merupakan dorongan dari dalam untuk berkreasi (internal press).

c . Ciri-ciri Kepribadian Kreatif.
Antara lain ciri-ciri kepribadian kreatif adalah:
1.      Selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas, dan menyukai kegemaran dan aktivitas yang kreatif.
2.      Anak dan remaja kreatif biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri.
3.      Berani mengambil resiko.
4.      Tidak takut untuk membuat kesalahan dan mengemukakan pendapat mereka walaupun mungkin tidak disetujui oleh orang lain.
5.      Berani untuk berbeda, menonjol, membuat kejutan, atau menyimpang dari tradisi.
6.      Tidak cepat putus asa mencapai tujuan; karena keuletan, rasa percaya diri, dan ketekunan mereka.

Seperti yang dikatakan Thomas Edison yang meskipun dia gagal membuat bola lampu lebih dari 200 kali. “Genius is 1% insipiration and 99% perspiration”.

2. Teori-teori untuk “Press”.
Kreativitas anak agar dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam diri individu (instrinsik) maupun dorongan dari lingkungan (ekstrinsik).
a)      Motivasi untuk kreativitas.
Dalam diri setiap orang ada dorongan atau kecenderungan untuk mewujudkan dirinya, berkembang dan menjadi  matang, dorongan mengunkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas seseorang. Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu berhubungan dengan lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya.
b)      Kondisi eksternal yang mendorong perilaku kreatif.
Kreativitas memang tidak dapat dipaksakan, harus dimungkinkan untuk tumbuh. Bibit kreativitas membutuhkan kondisi tepat agar bibit tersebut dapat tumbuh dan berkembang.
Menurut Rogers dalam psikoterapi, penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis memungkinkan kreativitas yang konstruktif.
1.      Keamanan pssikologis
Dapat terbentuk dengan 3 proses yang saling berhubungan.
a.       Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan keterbatasannya.
b.      Mengusahakan suasana yang di dalamnya evaluasi eksternal tidak ada.
c.       Memberikan pengertian secara sistematis.

2.      Kebebasan psikologis.
Izin atau kesempatan yang di berikan oleh orangtua (permissiveness) memberikan pada anak kebebasan berpikir atau merasa sesuai apa yang ada dalam dirinya.

3 . Teori tentang proses kreatif.
a.       Teori Wallas.
Bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap, yaitu:
-          Persiapan; mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar berpikir, mencari jawaban, dll.
-          Inkubasi; tahap dimana individu seakan-akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah tersebut, tahap “mempress” masalah kea lam bawah sadar.
-          Iluminasi; tahap timbulnya “insight” atau “Aha-Erlebnis” saat timbulnya inspirasi, beserta proses-proses psikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi/gagasan baru.
-          Verifikasi; tahap dimana idea tau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen.

b.      Teori tentang belahan otak kiri dan kanan.
Hampir setiap orang mempunyai sisi yang lebih dominan maka dikatakan bahwa otak dikuasai oleh hemisfer yang bertentangan.

C . Strategi 4P dalam pengembangan kreativitas.
Kreativitas: Pribadi, Pendorong, Proses, Produk (4P).
1.      Pribadi.
Ungkapan kreatif ialah yang mencerminkan orisinalitas dari individu tersebut. Dari ungkapan pribadi yang unik inilah dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk yang inovatif. Oleh karena itu, pendidik hendaknya dapat menghargai keunikan pribadi dan bakat-bakat siswanya. Guru hendaknya juga membantu siswa dalam menemukan bakatnya.

2.      Pendorong (press)
Bakat kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan atau dukungan dari lingkungannya, ataupun dorongan kuat dari dalam dirinya sendiri.

3.      Proses.
Untuk mengembangkan kreativitas, anak perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri secara kreatif. Pendidik hendaknya melibatkan anak agar anak dapat terangsang untuk berpikir kreatif dengan mengusahakan sarana dan prasarana yang diperlukan.

4.      Produk.
Kondisi yang memungkinkan seseorangng mmenciptakan produk kreatif yang bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu sejauh mana keduanya mendorong “press” seseorang untuk melibatkan dirinya dalam proses (kesibukan, kegiatan) kreatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar