A . Makna dari
Pengembangan Kreativitas.
Suatu
adaptasi kreatif merupakan satu-satunya kemungkinan bagi suatu bangsa yang
sedang berkembang untuk dapat mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi untuk
dapat menghadapi problema-problema yang kompleks. Sebagai pribadi maupun
sebagai kelompok atau suatu bangsa, kita harus memikirkan, membentuk cara-cara
baru atau mengubah cara-cara lama secara kreatif agar kita dapat “survive” dan tidak hanyut atau
tenggelam dalam persaingan antar bangsa dan Negara.
Oleh
karena itu, pengembangan kreativitas sejak usia dini, tinjauan dan
penelitian-penelitian tentang proses kreativitas, kondisi-kondisinya, serta
cara-cara yang dapat memupuk, merangsang, dan mengembangkannya menjadi sangat
penting.
Mengapa kreatiivitasa penting dan perlu dipupuk sejak
dini?
Pertama, karena dengan
berkreasi orang dapat mewujudkan (mengaktualisasikan) dirinya.
Kedua,
kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat
bermacam-macam kemungkinan penyelesaian masalah.
Ketiga,
dapat memberikan kepuasan kepada individu.
Keempat,
kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
B. Teori Empat P yang melandasi pengembangan
Kreativitas.
1
Teori tentang pembentukan pribadi kreatif.
a. Teori Psikoanalisis.
Melihat
kreativitas sebagai hasil mengatasi suatu masalah, yang biasanya mulai dimasa
anak. Pribadi kreatif dipandang sebagai seseorang yang pernah mempunyai
pengalaman traumatis, yang dihadapi dengan memungkinkan gagasan yang disadari
bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma.
1)
Teori Freud
Ia
menjelaskan proses kreatif dari mekanisme pertahanan, yang merupakan upaya tak
sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide yang tidak menyenangkan atau
yang tidak dapat di terima. Karena mekanisme pertahanan mencegah pengamatan
yang cermat dari dunia, dank arena menghabiskan energy psikis, mekanisme
pertahanan biasanya merintangi produktivitas kreatif.
2)
Teori Kris.
Ernest
Kris menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi (beralih ke perilaku
sebelumnya yang akan memberi kepuasan, jika perilaku sekarang tidak berhasil
atau tidak memberi kepuasan) juga sering muncul dalam tindakan kreatif.
Orang-orang kreatif adalah mereka yang paling mampu memanggil bahan-bahan dari
alam pikiran tidak sadar. Orang kreatif tidak mengalami hambatan untuk bisa
seperti anak dalam pemikiran mereka. Mereka dapat mempertahankan sikap bermain
dengan masalah-masalah serius dalam kehidupan. Dengan demikian mereka dapat
melihat masalah-masalah dengan segar dan inovatif untuk “regres in thye service of the ego”.
3)
Teori Jung.
Carl
Jung juga percaya bahwa ketidaksadaran memainkan peranan yang amat penting
dalam kreativitas tingkat tinggi. Alam pikiran bawah sadar dibentuk oleh masa
lalu pribadi, dimana secara tidak sadar kita “mengingat” pengalaman yang paling
berpengaruh dari nenek moyang kita. Dari ketidakadaran kolektif ini timbul
penemuan, teori, seni, dan karya-karya baru lainnya. Proses inilah yang
menyebabkan kelanjutan dari eksistensi manusia.
b. Teori Humanistik.
Teori Humanistik melihat kreativitas
sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi. Kreativitas dapat berkembang selama hidup, dan tidak
terbatas pada lima tahun pertama.
1)
Teori Maslow.
Proses
perwujudan diri erat berkaitan dengan kreativitas. Bebas dari neurosis, orang
yang mewujudkan dirinya mampu memusatkan dirinya pada yang hakiki. Mereka dapat
mewujudkan yang di sebut Maslow “peak
experience” – saat mendapat kilasan ilham (flash of insight) yang menyebabkan kegembiraan dan rasa syukur
karena hidup.
2)
Teori Rogers.
Ada 3 kondisi dari pribadi yang kreatif ialah:
a.
Keterbukaan terhadap pengalaman.
b. Kemampuan
untuk menilai situasi denagn patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation).
c. Kemampuan
utuk bereksperimen, untuk “bermain” dngan konsep-konsep.
Setiap
orang yang memiliki ketiga ciri ini, kesehatan psikologinya sangat baik. Orang
ini berfngsi sepenuhnya, menghasilkan karya-karya kreatif, dan hidup secara
kreatif. Ketiga kondisi tersebut merupakan dorongan dari dalam untuk berkreasi (internal press).
c . Ciri-ciri Kepribadian Kreatif.
Antara lain ciri-ciri kepribadian
kreatif adalah:
1. Selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas, dan
menyukai kegemaran dan aktivitas yang kreatif.
2. Anak dan remaja kreatif biasanya cukup mandiri dan
memiliki rasa percaya diri.
3.
Berani mengambil resiko.
4.
Tidak takut untuk membuat kesalahan dan
mengemukakan pendapat mereka walaupun mungkin tidak disetujui oleh orang lain.
5.
Berani untuk berbeda, menonjol, membuat
kejutan, atau menyimpang dari tradisi.
6. Tidak cepat putus asa mencapai tujuan; karena
keuletan, rasa percaya diri, dan ketekunan mereka.
Seperti
yang dikatakan Thomas Edison yang meskipun dia gagal membuat bola lampu lebih
dari 200 kali. “Genius is 1% insipiration
and 99% perspiration”.
2. Teori-teori untuk “Press”.
Kreativitas
anak agar dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam diri individu
(instrinsik) maupun dorongan dari lingkungan (ekstrinsik).
a) Motivasi
untuk kreativitas.
Dalam
diri setiap orang ada dorongan atau kecenderungan untuk mewujudkan dirinya,
berkembang dan menjadi matang, dorongan
mengunkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas seseorang. Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk
kreativitas ketika individu berhubungan dengan lingkungannya dalam upaya
menjadi dirinya sepenuhnya.
b) Kondisi
eksternal yang mendorong perilaku kreatif.
Kreativitas
memang tidak dapat dipaksakan, harus dimungkinkan untuk tumbuh. Bibit
kreativitas membutuhkan kondisi tepat agar bibit tersebut dapat tumbuh dan
berkembang.
Menurut
Rogers dalam psikoterapi, penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis
memungkinkan kreativitas yang konstruktif.
1. Keamanan
pssikologis
Dapat terbentuk dengan
3 proses yang saling berhubungan.
a.
Menerima
individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan keterbatasannya.
b.
Mengusahakan
suasana yang di dalamnya evaluasi eksternal tidak ada.
c. Memberikan
pengertian secara sistematis.
2. Kebebasan
psikologis.
Izin atau kesempatan yang di
berikan oleh orangtua (permissiveness)
memberikan pada anak kebebasan berpikir atau merasa sesuai apa yang ada dalam
dirinya.
3
. Teori tentang proses kreatif.
a. Teori
Wallas.
Bahwa proses kreatif
meliputi 4 tahap, yaitu:
-
Persiapan;
mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar berpikir, mencari
jawaban, dll.
-
Inkubasi;
tahap dimana individu seakan-akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah
tersebut, tahap “mempress” masalah
kea lam bawah sadar.
-
Iluminasi;
tahap timbulnya “insight” atau “Aha-Erlebnis” saat timbulnya inspirasi,
beserta proses-proses psikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya
inspirasi/gagasan baru.
-
Verifikasi;
tahap dimana idea tau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas. Disini
diperlukan pemikiran kritis dan konvergen.
b.
Teori
tentang belahan otak kiri dan kanan.
Hampir
setiap orang mempunyai sisi yang lebih dominan maka dikatakan bahwa otak
dikuasai oleh hemisfer yang bertentangan.
C
. Strategi 4P dalam pengembangan kreativitas.
Kreativitas:
Pribadi, Pendorong, Proses, Produk (4P).
1. Pribadi.
Ungkapan
kreatif ialah yang mencerminkan orisinalitas dari individu tersebut. Dari
ungkapan pribadi yang unik inilah dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan
produk yang inovatif. Oleh karena itu, pendidik hendaknya dapat menghargai
keunikan pribadi dan bakat-bakat siswanya. Guru hendaknya juga membantu siswa
dalam menemukan bakatnya.
2. Pendorong
(press)
Bakat
kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan atau dukungan dari lingkungannya,
ataupun dorongan kuat dari dalam dirinya sendiri.
3. Proses.
Untuk
mengembangkan kreativitas, anak perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri
secara kreatif. Pendidik hendaknya melibatkan anak agar anak dapat terangsang
untuk berpikir kreatif dengan mengusahakan sarana dan prasarana yang diperlukan.
4. Produk.
Kondisi
yang memungkinkan seseorangng mmenciptakan produk kreatif yang bermakna ialah
kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu sejauh mana keduanya mendorong “press” seseorang untuk melibatkan
dirinya dalam proses (kesibukan, kegiatan) kreatif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar