Teori 4P pada pengembangan kreativitas saya.
1.
Teori
person.
Berdasarkan teori Humanistik Maslow, manusia mempunyai
naluri-naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhannya adalah
kebutuhan “being”, dimana saya belajar untuk memulai menulis, meningkatkan
keinginan lebih lagi terhadap dunia menulis. Sebenarnya saya secara pribadi
suka menulis. Dari SD saya sudah mencoba untuk menulis puisi atau cerpen. Namun
karena terkadang untuk membuat karya tulis membutuhkan mood yang sesuai, jadi
saya cenderung mengabaikan kesukaan saya menulis. Hingga akhirnya saya sempat
cukup lama vakum dalam menulis. Saya juga suka dunia drama, terutama drama musical
klasik. Tapi saya lebih senang menjadi penontonnya dibandingkan menjadi pemeran
langsung. Hal ini di kerenakan dalam hal berakting saya kurang cukup mahir. Saya
memang pernah mengikuti drama beberapa kali, namun memang hasilnya cuma sekedar
saja “tidak bisa dikatakan mahir berakting”. Tapi semuanya harus saya kerjakan
secara bersamaan dalam menyelesaikan tugas kreatif kelompok mata kuliah
Kreativitas. Dengan tipe kepribadian yang menyukai sesuatu yang terorganisasi saya
cukup berjuang berat ketika menyelesaikan tersebut.
2.
Press.
Saat di beri tugas kreativitas kelompok, kami
sekelompok cukup kebingungan mau menampilkan apa. Ditambah lagi dengan adanya
perbedaan pendapat antara anggota kelompok, membuat kami membutuhkan waktu yang
lebih ekstra menyelesaikan tugas tersebut. Namun dalam diri setiap orang ada
yang namanya kecenderungan untuk mengembangkan dirinya, dorongan untuk
berkembang dan menjadi matang. Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk
kreativitas ketika individu membentuk hubungan baru dengan lingkungannya
(kelompok) dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya (Rogers, dalam Vernon, 1982).
Hal tersebutlah yang membuat saya menjadi bangkit mengerjakan tugas tersebut.
3.
Process.
Teori Wallas, menyatakan ada 4 tahap ketika proses
pengerjaan kreativitas, yang juga saya alami yaitu.; (1) Tahap persiapan,
dimana saya secara individu dan kelompok ketika diberi tugas pengerjaan tugas saya
berpikir “apa yang akan kami buat dan tampilkan?” (2) tahap inkubasi, dimana
kami sempat vakum dan berhenti sejenak dari tugas tersebut, (3) tahap
iluminasi, dimana ketika saat itu kami mendapat ide untuk membuat drama
musiakal, dan saya pun mendapat ide untuk kembali menulis dan membuat naskah
drama oleh saya sendiri, (4) tahap verifikasi, Dimana ide saya tersebut harus
diuji terhadap realitas, yang memerlukan pemikiran kritis didalam tahap
tersebut.ternyata ide drama musical saya terlalu rumit dikerjakan oleh kelompok
kami mengingat waktu, tempat, dan keterbatasan kelompok. Akhirnya kami
putuskanlah untuk membuat drama kecil-kecilan saja.
4.
Product.
Akhirnya kami memutuskan membuat drama kecil-kecilan. Dan
kelompok pun menyetujui adanya pembuatan naskah drama sendiri. Lalu setelah
menulis beberpa hari, akhirnya jadilah hasil karya tulisan saya berupa naskah
drama. Dan kemudian kami membagi peran dan mencoba memerankannya. Jadilah drama
kecil-kecilan ala kelompok 8…