Pages

Selasa, 15 Oktober 2013

Peran keluarga, sekolah, dan masyarakat dalam pengembangan kreativitas pada diri saya.




Dalam usaha pengembangan kreativitas anak, anak sebaiknya diberikan latihan pada keterampilan sesuai dengan bakat dan sesuai dengan apa yang diinginkan anak. Orang tua dan pendidik bertugas menciptakan iklim ataupun kondisi yang baik bagi pengembangan kreativitas anak dan memberikan sarana yang cukup. Dan juga dibutuhkan adanya motivasi intrinsik pada anak agar terwujudnya keberhasilan kreatif.

Peranan Keluarga
         Berdasarkan Penelitian Dacey (1989): Dalam keluarga yang memiliki remaja yang kreatif, tidak banyak aturan yang diberlakukan dibandingkan keluarga yang biasa.
Orang tua yang merasa anaknya kreatif akan: mendorong dan memberikan banyak kesempatan agar si anak dapat mengembangkan bakat.
       Gaya hidup dan penilaian orang tua terhadap kreativitas anak juga berpengaruh dalam perkembangan kreativitas. Serta kreativitas dapat berkembang dalam suasana non otoriter, yang memungkinkan individu untuk berpikir dan menyatakan diri secara bebas (Rogers, dalam Vernon, 1982).  

Beberapa faktor penentu sikap orangtua terhadap Kreativitas Anak
1.      Kebebasan; Orangtua yang percaya untuk memberikan kebebasan pada anak cenderung mempunyai anak kreatif.
2.      Respect: Anak yang kreatif biasanya mempunyai orangtua yang menghormati mereka sebagai individu, percaya pada kemampuan mereka dan menghargai keunikan anak
3.      Kedekatan emosi yang sedang: Kreativitas anak dapat dihambat dengan suasana emosi yg mencerminkan rasa permusuhan, penolakan, atau rasa terpisah. Namun keterikatan emosi yg berlebih juga tidak menunjang pengembangan kreativitas
4.      Prestasi bukan angka: Orangtua anak kreatif menghargai prestasi anak, mereka mendorong anak untuk berusaha sebaik-baiknya dan menghasilkan karya-karya yg baik.
5.      Orangtua aktif dan mandiri: Bagaimana sikap orangtua terhadap diri sendiri amat penting karena orangtua menjadi model utama yang ditiru oleh anak.
6.      Menghargai kreativitas: Anak yang kreatif memperoleh banyak dorongan dari orangtua untuk melakukan hal-hal yang kreatif.

Sikap orangtua yang menunjang pengembangan kreativitas anak.
1.      Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk mengungkapkannya
2.      Memberi waktu kepada anak untuk berpikir, merenung, dan berkhayal
3.      Membolehkan anak mengambil keputusan sendiri
4.      Meyakinkan anak bahwa orangtua menghargai apa yang ingin dicoba dilakukan, dan apa yang dihasilkan
5.      Menunjang dan mendorong kegiatan anak
6.      Menikmati keberadaannya bersama anak
7.      Memberi pujian kepada keberhasilan anak
8.      Menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan anak

Sikap yang tidak menunjang pengembangan kreativitas anak.
1.      Mengatakan kepada anak bahwa ia dihukum jika berbuat salah
2.      Tidak membolehkan anak marah kepada orangtua
3.      Tidak membolehkan anak mempertanyakan keputusan orangtua
4.      Tidak membolehkan anak bermain dengan anak dari keluarga yang mempunyai pandangan dan nilai yang berbeda dari keluarga anak
5.      Orangtua memberi saran-saran spesifik tentang penyelesaian tugas
6.      Orangtua kritis terhadap anak dan menolak gagasan anak
7.      Orangtua tidak sabar dengan anak
8.      Orangtua dan anak adu kekuasaan
9.      Orangtua menekan dan memaksa anak untuk meyelesaikan tugas

Saya? Saya terlahir sebagai anak bungsu dari empat bersaudara  dan dari orangtua yang penuh dengan didikan keras. Orangtua saya termasuk orangtua yang tegas dalam mendidik anak-anaknya, yang akhirnya didikan tersebut tertanam dalam pribadi saya hingga saat ini. Dimana orangtua saya mendidik saya dengan didikan yang bersifat otoritatif yang membebaskan saya untuk menyampaikan pendapat, namun tetap dalam batasan-batasan yang tak boleh di langgar. Didikan ini memang cenderung membuat saya menjadi anak yang mampu mengembangkan diri saya untuk dapat berpikiran luas mengenai menciptakan hidup kreatif yang sesuai dengan yang saya inginkan. Misalnya ketika saya memutuskan untuk memilih Universitas dan jurusan serta cita-cita saya. Orangtua saya lebih bersikap member saran, namun tetap saya yang diberi kebebasan memilih.

Peranan sekolah.

Sekolah juga sangat berperan aktif dalam pengembangan kreativitas anak. Di sekolah guru dan teman-teman dapat mempengaruhi kreativitas anak. Guru mempunyai peranan yang cukup besar dalam pengembangan kreativitas anak ini. Penilaian guru terhadap pekerjaan murid menurut Amabile mungkin merupakan pembunuh kreativitas paling besar.  Yang dapat dilakukan guru, antara lain:
a.       Memberikan umpan balik yang berarti daripada evaluasi yang abstrak dan tidak jelas.
b.      Melibatkan siswa dalam menilai pekerrjaan mereka sendiri dan belajar dari kesalahan mereka
c.       Penekanannya hendaknya terhadap “Apa yang telah kau pelajari?” dan bukan pada “Bagaimana kau melakukannya?
d.      Dalam kelas yang menunjang kreativitas, guru menilai pengetahuan dan kemajuan siswa melaui interaksi yang terus menerus dengan siswa
e.       Sistem ini membuat evaluasi lebih bersifat memberi informasi daripada mengawasi. Siswa melihat komentar guru tidak sebagai hadiah ataupun hukuman untuk mengawasinya, tetapi sebagai informasi yang berguna bagi belajar dan kinerja siswa.

Misalnya seperti yang saya alami di bangku SMA, ketika dalam proses belajar mengajar seperti anak diberi kebebasan untuk menyampaikan pendapatnya, namun tetap dalam batasan aturan sopan santun. Dalam memilih jurusan, saya juga di beri kebebasan. Ketika memasuki kelas III di SMA anak di bebaskan untuk memilih jurusan, namun tetap dilihat berdasarkan kemampuan si anak. Kami diberikan fasilitas konseling dalam menentukan pilihan jurusan. Sekolah member pengarahan, namun keputusan utamanya tetap diputuskan oleh anak itu sendiri dalam menentukan pilihan jurusannya. Begitu pula dengan disediakannya kegiatan ekstrakulikuler di sekolah, dimana kami bebas untuk memilih kegiatan apa yang diikutinya sesuai dengan minat dan bakat kami. Di sekolah kami juga diberi kesempatan untuk berperan dalam peembinaan organisasi, hal ini juga dapat menumbuhkan kreativitas anak dalam membangun organisasi kecil-kecilan.

Peranan masyarakat.
Arieti (1976) mengemukakan beberapa faktor sosiokultural yang creativogenic yaitu:
      1.      Tersedianya sarana-prasarana kebudayaan
      2.      Keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan
      3.      Penekanan pada becoming tidak hanya pada being
      4.      Memberikan kesempatan terhadap  media kebudayaan bagi semua warga negara
      5.      Mengahargai rangsangan dari kebudayaan yang berbeda
      6.      Toleransi dan minat terhadap pandangan divergen
      7.      Interaksi antara pribadi yang berarti
      8.      Serta adanya penghargaan

Menurut Simonton (1978), ada tujuh perubah yang mempengaruhi perkembangan kreatif seorang individu, yaitu pendidikan formal, adanya model peran, fragmentasi politis, keadaan perang, gangguan sipil, Zeitgeist, dan ketidakstabilan politis. Kesimpulan Simonton tentang pentingnya kondisi sosiokultural terhadap perkembangan kreativitas , mengarahkan perhatian terhadap pengaruh dalam kebudayaan yang dapat memudahkan atau menghambat kreativitas anak.
Menurut saya, masyarakat juga dapat mempengaruhi pengembangan kreativitas anak. Misalnya apabila lingkungan masyarakat anak bersifat tertutup dan tidak mau menerima adanya kemajuan, hal tersebut dapat menyebabkan kreativitas seorang anak akan terhambat. Lingkungan tempat tinggal saya yaitu di Riau, dimana Riau sangat khas dengan kebudayaan melayu nya. Namun, disana masyarakatnya hidup dengan beragam suku dan agama, serta bersikap terbuka. Karena banyaknya jumlah suku dan agama disana, saya cukup mempunyai banyak kesempatan untuk mengenal dan mempelajari kebudayaan budaya lain. Disinilah sangat diperlukan peran masyarakat yang terbuka dan tidak membatasi akan pengenalan masing-masing budaya. Disana juga terdapat banyak sarana yang mendukung pengembangan kreativitas anak. Misalnya terdapat sanggar tari baik tari tradisional maupun tari modern. Disana juga sering diadakan pertandingan musik untuk para remaja, pada ajang itulah anak dapat berkompetesi menampilkan kreativitasnya baik musik tradisional maupuun musik modern.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar