Pages

Selasa, 24 September 2013

sosok kreatif

sosok seorang yang menurut saya kreatif adalah kakak saya,, kak Dina Ros Maria. Dia adalah orang yang menurut saya kreatif, karena dia bisa berfikir untuk menciptakan sesuatu ketika melihat sesuatu. Contohnya membuat gorden, menyusun barang, menanam bibit, memperbaiki keran, dll. Hingga satu kali yang paling unik adalah ketika dia bisa berfikir untuk membuat tempat duduk dari batang pohon yang di lihatnya di tepi jalan.

Person: dia adalah orang yang berjiwa sosial tinggi, dan dia suka melihat orang lain bahagia.

Press: ketika di rumah kontrakan kami tidakmemiliki bangku, dia berfikir bagaimana caranya agar kami mempunyai bengku sehingga dapat duduk bersantai berkumpul bersama.

process: saat membuat bangku tersebut, dia menggunakan alat-alat seadanya yang ada di rumah. contohnya palu, gergaji, paku, dll.

Product: jadilah akhirnya hasilnya beberapa bangku yang indah dari batang pohon bekas tersebut.

produk kreatif ku

“ Produk yang saya buat adalah bingkai foto. Bingkai foto yang saya buat bertema ceria dan penuh dengan hiasan-hiasan yang menarik khususnya bagi anak-anak. Latar/hiasan bingkainya bertema danau disiang hari; dimana ada perahu, ada itik yang berenang, awan cerah, ada balon-balon yang dilepaskan, sangat-sangat colorfull dan menghibur. Alasan saya membuat bingkai foto tersebut dengan tema ceria adalah karena saya ingin mengabadikan moment-moment ceria dan menyenangkan yang saya alami bersama dengan teman-teman saya. Saya memilih tema ceria dan colorfull karena saya suka kecerian dan membuat semua oorang tersenyum baik itu ketika mereka melihat fotonya atau bahkan ketika banyak orang bisa turut masuk kedalam moment keceriaan seperti yang di dalam foto tersebut.”

Person: saya adalah orang yang sangat menyukai hal-hal yang penuh keceriaan. dan saya suka melihat moment-moment saat orang-orang yang saya sayangi bahagia. saat de beri tantangan untuk membuat sesuatu dari bahan-bahan yang sudah di sediakan, saya teringat saat-saat saya bersama dengan teman-teman saya yang sangat ingin saya abadikan. oleh karena itu saya membuat bingkai foto.
press: saya di tuntut harus menyelesaikan tugas kreatif ini, dan saya teringat dengan foto-foto di rumah saya yang ingin saya abadikan.
process: alam menyelesaikan produk ini saya berusaha menggunakan segala alat yang ada.
produk: jadilah bingkai foto yang saya buat ini.

Rabu, 18 September 2013

Bab II: Pendekatan Empat P dalam Pengembangan Kreativitas.


A . Makna dari Pengembangan Kreativitas.
Suatu adaptasi kreatif merupakan satu-satunya kemungkinan bagi suatu bangsa yang sedang berkembang untuk dapat mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi untuk dapat menghadapi problema-problema yang kompleks. Sebagai pribadi maupun sebagai kelompok atau suatu bangsa, kita harus memikirkan, membentuk cara-cara baru atau mengubah cara-cara lama secara kreatif agar kita dapat “survive” dan tidak hanyut atau tenggelam dalam persaingan antar bangsa dan Negara.
Oleh karena itu, pengembangan kreativitas sejak usia dini, tinjauan dan penelitian-penelitian tentang proses kreativitas, kondisi-kondisinya, serta cara-cara yang dapat memupuk, merangsang, dan mengembangkannya menjadi sangat penting.
Mengapa kreatiivitasa penting dan perlu dipupuk sejak dini?
Pertama, karena dengan berkreasi orang dapat mewujudkan (mengaktualisasikan) dirinya.
Kedua, kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian masalah.
Ketiga, dapat memberikan kepuasan kepada individu.
Keempat, kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.

B. Teori Empat P yang melandasi pengembangan Kreativitas.
1 Teori tentang pembentukan pribadi kreatif.
a. Teori Psikoanalisis.
Melihat kreativitas sebagai hasil mengatasi suatu masalah, yang biasanya mulai dimasa anak. Pribadi kreatif dipandang sebagai seseorang yang pernah mempunyai pengalaman traumatis, yang dihadapi dengan memungkinkan gagasan yang disadari bercampur menjadi pemecahan inovatif dari trauma.
1)      Teori Freud
Ia menjelaskan proses kreatif dari mekanisme pertahanan, yang merupakan upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide yang tidak menyenangkan atau yang tidak dapat di terima. Karena mekanisme pertahanan mencegah pengamatan yang cermat dari dunia, dank arena menghabiskan energy psikis, mekanisme pertahanan biasanya merintangi produktivitas kreatif.

2)      Teori Kris.
Ernest Kris menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi (beralih ke perilaku sebelumnya yang akan memberi kepuasan, jika perilaku sekarang tidak berhasil atau tidak memberi kepuasan) juga sering muncul dalam tindakan kreatif. Orang-orang kreatif adalah mereka yang paling mampu memanggil bahan-bahan dari alam pikiran tidak sadar. Orang kreatif tidak mengalami hambatan untuk bisa seperti anak dalam pemikiran mereka. Mereka dapat mempertahankan sikap bermain dengan masalah-masalah serius dalam kehidupan. Dengan demikian mereka dapat melihat masalah-masalah dengan segar dan inovatif untuk “regres in thye service of the ego”.

3)      Teori Jung.
Carl Jung juga percaya bahwa ketidaksadaran memainkan peranan yang amat penting dalam kreativitas tingkat tinggi. Alam pikiran bawah sadar dibentuk oleh masa lalu pribadi, dimana secara tidak sadar kita “mengingat” pengalaman yang paling berpengaruh dari nenek moyang kita. Dari ketidakadaran kolektif ini timbul penemuan, teori, seni, dan karya-karya baru lainnya. Proses inilah yang menyebabkan kelanjutan dari eksistensi manusia.

b. Teori Humanistik.
Teori Humanistik melihat kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis tingkat tinggi. Kreativitas dapat berkembang selama hidup, dan tidak terbatas pada lima tahun pertama.
1)      Teori Maslow.
Proses perwujudan diri erat berkaitan dengan kreativitas. Bebas dari neurosis, orang yang mewujudkan dirinya mampu memusatkan dirinya pada yang hakiki. Mereka dapat mewujudkan yang di sebut Maslow “peak experience” – saat mendapat kilasan ilham (flash of insight) yang menyebabkan kegembiraan dan rasa syukur karena hidup.

2)      Teori Rogers.
Ada 3 kondisi dari pribadi yang kreatif ialah:
a.       Keterbukaan terhadap pengalaman.
b.      Kemampuan untuk menilai situasi denagn patokan pribadi seseorang (internal locus of evaluation).
c.       Kemampuan utuk bereksperimen, untuk “bermain” dngan konsep-konsep.
Setiap orang yang memiliki ketiga ciri ini, kesehatan psikologinya sangat baik. Orang ini berfngsi sepenuhnya, menghasilkan karya-karya kreatif, dan hidup secara kreatif. Ketiga kondisi tersebut merupakan dorongan dari dalam untuk berkreasi (internal press).

c . Ciri-ciri Kepribadian Kreatif.
Antara lain ciri-ciri kepribadian kreatif adalah:
1.      Selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas, dan menyukai kegemaran dan aktivitas yang kreatif.
2.      Anak dan remaja kreatif biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri.
3.      Berani mengambil resiko.
4.      Tidak takut untuk membuat kesalahan dan mengemukakan pendapat mereka walaupun mungkin tidak disetujui oleh orang lain.
5.      Berani untuk berbeda, menonjol, membuat kejutan, atau menyimpang dari tradisi.
6.      Tidak cepat putus asa mencapai tujuan; karena keuletan, rasa percaya diri, dan ketekunan mereka.

Seperti yang dikatakan Thomas Edison yang meskipun dia gagal membuat bola lampu lebih dari 200 kali. “Genius is 1% insipiration and 99% perspiration”.

2. Teori-teori untuk “Press”.
Kreativitas anak agar dapat terwujud membutuhkan adanya dorongan dalam diri individu (instrinsik) maupun dorongan dari lingkungan (ekstrinsik).
a)      Motivasi untuk kreativitas.
Dalam diri setiap orang ada dorongan atau kecenderungan untuk mewujudkan dirinya, berkembang dan menjadi  matang, dorongan mengunkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas seseorang. Dorongan ini merupakan motivasi primer untuk kreativitas ketika individu berhubungan dengan lingkungannya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya.
b)      Kondisi eksternal yang mendorong perilaku kreatif.
Kreativitas memang tidak dapat dipaksakan, harus dimungkinkan untuk tumbuh. Bibit kreativitas membutuhkan kondisi tepat agar bibit tersebut dapat tumbuh dan berkembang.
Menurut Rogers dalam psikoterapi, penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis memungkinkan kreativitas yang konstruktif.
1.      Keamanan pssikologis
Dapat terbentuk dengan 3 proses yang saling berhubungan.
a.       Menerima individu sebagaimana adanya dengan segala kelebihan dan keterbatasannya.
b.      Mengusahakan suasana yang di dalamnya evaluasi eksternal tidak ada.
c.       Memberikan pengertian secara sistematis.

2.      Kebebasan psikologis.
Izin atau kesempatan yang di berikan oleh orangtua (permissiveness) memberikan pada anak kebebasan berpikir atau merasa sesuai apa yang ada dalam dirinya.

3 . Teori tentang proses kreatif.
a.       Teori Wallas.
Bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap, yaitu:
-          Persiapan; mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar berpikir, mencari jawaban, dll.
-          Inkubasi; tahap dimana individu seakan-akan melepaskan diri untuk sementara dari masalah tersebut, tahap “mempress” masalah kea lam bawah sadar.
-          Iluminasi; tahap timbulnya “insight” atau “Aha-Erlebnis” saat timbulnya inspirasi, beserta proses-proses psikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi/gagasan baru.
-          Verifikasi; tahap dimana idea tau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen.

b.      Teori tentang belahan otak kiri dan kanan.
Hampir setiap orang mempunyai sisi yang lebih dominan maka dikatakan bahwa otak dikuasai oleh hemisfer yang bertentangan.

C . Strategi 4P dalam pengembangan kreativitas.
Kreativitas: Pribadi, Pendorong, Proses, Produk (4P).
1.      Pribadi.
Ungkapan kreatif ialah yang mencerminkan orisinalitas dari individu tersebut. Dari ungkapan pribadi yang unik inilah dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk yang inovatif. Oleh karena itu, pendidik hendaknya dapat menghargai keunikan pribadi dan bakat-bakat siswanya. Guru hendaknya juga membantu siswa dalam menemukan bakatnya.

2.      Pendorong (press)
Bakat kreatif siswa akan terwujud jika ada dorongan atau dukungan dari lingkungannya, ataupun dorongan kuat dari dalam dirinya sendiri.

3.      Proses.
Untuk mengembangkan kreativitas, anak perlu diberi kesempatan untuk bersibuk diri secara kreatif. Pendidik hendaknya melibatkan anak agar anak dapat terangsang untuk berpikir kreatif dengan mengusahakan sarana dan prasarana yang diperlukan.

4.      Produk.
Kondisi yang memungkinkan seseorangng mmenciptakan produk kreatif yang bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkungan, yaitu sejauh mana keduanya mendorong “press” seseorang untuk melibatkan dirinya dalam proses (kesibukan, kegiatan) kreatif.

Rabu, 11 September 2013

BAB I : Dasar Pertimbangan, Kebijakan, dan Konsep Keberbakatan dan Kreativitas



Dasar Pertimbangan untuk Pengembangan Kreativitas

1.         Hakikat Pendidikan
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan perwujudan diri individu dimana tujuan pendidikan pada umumnya ialah menyediakan lingkungan yang memungkinkan anak didik untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal. Pendidikan juga bertanggung jawab untuk mengidentifikasi bakat berbeda yang dimiliki bagi anak-anak yang disebut “anak berbakat”. Namun sekarang telah disadari bahwa yang menentukan keberbakatan bukan hanya intelegensi melainkan juga kreativitas dan motivasi.

2.      Kebutuhan akan Kreativitas
Penekanan yang nyata dalam pendidikan sekarang ini adalah lebih pada hafalan dan mencari satu jawaban yang benar terhadap soal-soal yang diberikan. Guilford menekankan betapa penelitian dalam bidang kreativitas sangat kurang dan sangat perlu untuk dikembangkan bagi kepentingan dunia ilmu pengetahuan.

3.      Kendala dalam Pengembangan Kreativitas.
Kendala teradap kreativitas adalah pengertian tentang kreativitas sebagai sifat yang diwarisi oleh orang yang berbakat luar biasa atau jenius. Kreativitas sesuatu hal yang dimiliki setiap orang atau tidak dimiliki setiap orang. Dan tidak banyak dampak pendidikan dalam mempengaruhi tigkat kreatvitas seseorang. Kendala selanjutnya adalah alat-alat ukut yang biasanya dipakai disekolah-sekolah. Kendala lainnya adalah kurangnya perhatian dunia pendidikan  terhadap kreativitas.

4.      Hubungan Kreativitas – Intelegensi
Pengembangan kreativitas dalam pendidikan, menyatakan bahwa pengembangan kreativitas ditelantarkan dalam pendidikan formal, padahal kreativitas sangat penting dalam pengembangan potensi anak dan kemajuan ilmu pengetahuan dan seni budaya. Kemampuan berpikir konvergen mendasari tes inteligensi dan kemampuan berpikir divergen merupakan indicator dari kreativitas.

5.      Peran Inteligensi dan Kreativitas Terhadap Prestasi Sekolah
Torrance, Getzels dan Jackson, dan Yamamoto menyatakan bahwa kelompok siswa yang kreativitasnya tinggi tidak berbeda dengan prestasi sekolah dari kelompok siswa yang inteligensinya relatif lebih tinggi.

6.      Sikap Kreatif sebagai Non-Apitude Trait dari Kreativitas
Sejauh mana seseorang mampu menghasilkan prestasi kreatif ikut ditentukan oleh ciri-ciri non-aptitude (afektif). Pengembangan kreativitas tidak hanya memperhatikan pengembangan kemampuan berpikir kreatif tetapi juga pemupukan sikap dan ciri-ciri kepribadian kreatif.

7.       Sikap Guru dan Orang Tua Mengenai Kreativitas
Pendidik (guru dan orang tua) masih kurang dapat memahami arti kreativitas (yang meliputi aptitude dan non-aptitude traits) dan bagaimana mengembangkannya pada anak dalam tiga lingkungan pendidikan yaitu di rumah, di sekolah, dan di dalam masyarakat.


Dasar Pertimbangan untuk Anak Berbakat.

 Adanya kekhawatiran bahwa pelayanan pendidikan khusus bagi yang berbakat adalah tidak demokratis, membentuk kelompok elite dan merupakan pemborosan. 

a.        Keberbakatan tumbuh dari proses interaktif antara lingkungan yang merangsang dan kemampuan pembawaan dan prosesnya.
b.      Pendidikan atau sekolah, hendaknya memberi kesempatan pendidikan yang sama kepada semua anak untuk mengembangkan potensinya.
c.       Adanya kekhawatiran bahwa pendidikan khusus bagi anak berbakat akan membentuk kelompok elite.
d.      Jika anak berbakat dibatasi dan dihambat dalam perkembangannnya maka mereka tidak dimungkinkan untuk maju lebih cepat dalam memperoleh materi.
e.       Anak dan remaja berbakat merasa bahwa mereka berbeda dari teman yang lain dan membuat mereka terasa terisolasi.


Konsep Kreativitas

Konsep yang amat penting dalam bidang kreativitas adalah hubungn antara kreativitas dan aktualisasi diri. Menurut Abraham Maslow dan Carl Roges, aktualisasi diri ialah apabila seseorang menggunakan semua bakat dan talentanya untuk menjadi apa yang ia mampu dan mewujudkan potensinya.
Rogers menekankan bahwa sumber dari kreativitas adalah kecendrungan untuk mengaktualisasi diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang menjadi matang, kecendrungan untuk mengekspresikan, dan mengaktifkan semua kemampuan organisme.
Implikasi dari pembedaan antara kreativitas aktualisasi diri dan kreativitas talenta khusus adalah penekanan pada pentingnya ciri-ciri afektif dari kreativitas ciri-ciri kepribadian, sikap, motivasi, dan prediposisi untuk berpikir kreatif.
Kreativitas Aktualisasi diri adalah kekreatifan yang umum dan content free. banyak proses yang bertujuan : :
a. meningkatkan kesadaran kreativitas
b. memperkokoh sikap kreatif
c. mengajarkan teknik menemukan gagasan dan memecahkan masalah secara kreatif
d. melatih kemampuan kreatif secara umum.


Konsep Kreativitas

a.      Kreativitas dan Aktualisasi diri
Salah satu konsep yang amat penting dalam bidang kreativitas adalah hubungan antara kreativitas dan aktualisasi diri. Kreativitas aktualisasi diri adalah kekreatifan yang umum “content free”.

b.      Konsep Kreativitas dengan Pendekatan Empat P.
1.      Definisi pribadi : meliputi pengertian kreativitas ditinjau dari segi pribadi.
2.      Definisi proses : terkenal yaitu definisi Torrance tentang kreativitas yang pada dasarnya menyerupai langkah-langkah dalam metode ilmiah.
3.      Definisi produk : menekankan orisinalitas.
4.       Definisi press : menekankan pada dorongan internal maupun eksternal.


Konsep Anak Berbakat dan Keberbakatan (Giftedness)
a.       Definisi USOE tentang Keberbakatan.
Anak berbakat adalah mereka yang memiliki kemampuan baik secara potensial maupun yang telah nyata meliputi :
1.      Kemampuan intelektual umum
2.      Kemampuan akademik khusus
3.       Kemampuan berpikir kreatif-produktif
4.      Kemampuan memimpin
5.      Kemampuan dalam salah satu bidang seni
6.      Kemampuan psikomotor

b.      Konsepsi Renzulli tentang Keterbakatan
Menurut Three-Ring Conception dari Renzulli keterbakatan merupakan keterpautan antara kemampuan umum di atas rata-rata, kreativitas di atas rata-rata, dan pengikatan diri terhadap tugas atau motivasi internal.
Suatu definisi mengetahui tiga kriteria berkata, yakni:
1.      Harus berdasarkan riset tentang karakteristik orang berbakat.
2.      Memberikan arah dalam seleksi dan pengembangan instrument dan prosedur identifikasi.
3.      Memberikan arah dan berkaitan dengan praktek program, seperti seleksi mencari dan metode instruksi serta seleksi dan pelatihan guru anak berbakat.